Bandara Aji Pangeran Tumenggung Pranoto, pintu gerbang utama ke kota Samarinda, ibukota provinsi Kalimantan Timur, statusnya kini naik dari unit pengelola bandar udara kelas dua menjadi UPBU kelas satu.
Kepala Bandara APT Pranoto Dodi Dharma Cahyadi mengatakan kenaikan status bandara itu dari UPBU kelas dua menjadi UPBU kelas satu akan berdampak positip terhadap kegiatan operasional, peralatan dan kualitas layanan di bandara, sumber daya manusia dan mendorong perekonomian dan pariwisata di daerah utara pulau Kalimantan itu.
“Benar APT Pranono sudah naik menjadi bandara UPBU kelas satu. Dengan peningkatan status ini akan lebih meningkatkan operasional, peralatan dan kualitas layanan, sumber daya manusia. Yang paling utama kenaikan status ini akan mendorong peningkatan arus wisatawan dan roda ekonomi di wilayah ini,” ujar Dodi Dharma Cahyadi yang dipercaya memimpin bandara itu sejak dua tahun lalu.
Diakui oleh Dodi, mantan Kabandara Banyuwangi, Karimun Jawa dan Dabo, peningkatan status ini dalam kondisi pandemi Covid19 yang sedang melanda seluruh pelosok Tanah Air dan dunia tidak akan berpengaruh positip, namun setelah pandemi berlalu bandara di jantung Kalimantan Timur akan segera bangkit dan bergerak cepat, bangkit mendorong roda ekonomi dan pariwisata.
Bandara APT Pranoto tidak hanya pintu gerbang utama ke sejumlah kota dan bandara di Kalimantan Timur, tetapi juga bandara transit ke sejumlah destinasi di Kalimantan Utara.
Kedua provinsi ini dikenal memiki sumber daya alam dan mineral yang berlimpah dan penghasil kontribusi utama terhadap perekonomian nasional. Karena itu tidak mengherankan jika sejak dioperasikan bandara baru APT Pranoto, selama satu tahun terakhir ini terjadi lonjakan penumpang yang sangat tinggi.
Kabandara Dodi mengatakan dalam kondisi normal sebelum pandemi, pergerakan pesawat datang dan pergi melalui bandara baru itu mencapai 52 penerbangan. Saat pandemi ini, meski terjadi penurunan movement mencapai 12 kali penerbangan.