World Tourism Network Summit Prapeluncuran di Bali

Ketua World Tourism Network Indonesia Chapter Mudi Astuti saat sambutan Prapeluncuran resmi World Tourism Network Summit I, TIME2023. (dok. worldtourismnetwork)
Bagikan

Prapeluncuran resmi World Tourism Network Summit I, TIME2023 dilakukan di Harris Riverview Hotel Kuta, Bali pada Jumat (24/2/2023).

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiago Salahuddin Uno dan Ketua World Tourism Network Indonesia Chapter Mudi Astuti menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) untuk mengizinkan Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan global dan think tank ini.

Ketua World Tourism Network Juergen Steinmetz dan Presiden World Tourism Network Peter Tarlow hadir secara virtual dari Amerika Serikat dan menggemakan dukungan, serta kegembiraan mereka.

Selain itu, mereka berterima kasih kepada Menparekraf Sandiaga, Bali Tourism Board, Indonesia Healthcare Corporation dan Tim World Tourism Network di Bali atas perhatian dan kerja kerasnya.

Steinmetz menyampaikan salam dari Taleb Rifai, mantan Sekretaris Jenderal UNWTO dan pendukung organisasi, Wakil Presiden World Tourism Network Hubungan Internasional dan mantan Menteri Pariwisata Seychelles Alain St. Ange dan Wakil Presiden Profesor Geoffrey Lipman dari Malta -berbasis SUNx dan CEO pertama dari World Travel & Tourism Council (WTTC)-.

Salah satu sajian kesenian Bali di acara Prapeluncuran World Tourism Network Summit I, TIME2023. (dok. worldtourismnetwork)

Menurut Steinmetz, tidak mungkin ada tempat yang lebih baik di dunia selain Pulau Dewata dan acara ini akan menjadi tonggak sejarah bagi World Tourism Network.

Didirikan sebagai sebuah pemikiran untuk membangun kembali travel pada Maret 2020 di Berlin, Jerman.

World Tourism Network berkembang menjadi jaringan global yang cukup besar dengan anggota di 129 negara.

Inti dari World Tourism Network adalah membangun kembali travel dan menampilkan ketahanan sektor pariwisata.

Oleh karena itu, lanjut Steinmetz, dirinya bangga mendapat konfirmasi dari Menteri Pariwisata untuk Jamaika, Edmund Bartlett untuk menjadi bagian dari pertemuan puncak yang akan datang.

Bartlett merupakan orang di balik keputusan Majelis Umum Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) dua minggu lalu untuk meresmikan Hari Ketahanan Pariwisata Global.

Sementara itu, pelaksanaan The World Tourism Network (WTN) Think Tank dan Summit-TIME2023 dijadwalkan berlangsung di Renaissance Bali Uluwatu Resort and Spa pada 29 September hingga 1 Oktober 2023.

World Tourism Network adalah tentang Usaha Kecil dan Menengah (UKM), sehingga dalam forum akan ada UKM. Pembeli dan penjualan akan saling bertemu.

TIME2023 akan menjadi ajang pertukaran peluang wisata inbound dan outbound bagi UKM.

Perhelatan TIME2023 akan memfasilitasi travel keluarga skala besar untuk bisnis travel penjualan untuk menghadiri acara puncak dan menjelajahi Bali.

Hotel di Bali, resort, tempat wisara, maskapai penerbangan, dan stakeholders diundang untuk bergabung dengan World Tourism Network dan menjamu peserta yang memenuhi syarat setelah pertemuan puncak.

Terdapat empat pilar think tank dalam diskusi di forum tersebut, yakni Waktu untuk ketahanan dan investasi. Diselenggarakan oleh International Travel & Health Insurance Conferences (ITIC), Global Investment Forum bekerja sama dengan Global Tourism Resilience and Crisis Management Center yang akan fokus dalam sesi ini adalah peluang investasi yang unik.

Pilar kedua adalah Waktu untuk kesehatan medis. Sesi ini akan menampilkan klinik tipe Mayo baru yang akan dibuka di Bali, yakni Rumah Sakit Internasional Bali di bawah kepemimpinan Taufik Jamaan.

Diketuai oleh Mira Dyah Wahyuni dari Indonesia dan ahli pariwisata medis dari seluruh dunia diundang untuk berpartisipasi dan hadir.

Pilar ketiga, Waktunya wilayah wisata budaya. Kawasan wisata budaya yang lebih kecil sering terabaikan dalam gambaran besar tetapi berkontribusi sangat besar untuk kesejahteraan pariwisata bagi banyak orang di wilayah mereka.

Bahkan, mereka sering berdiri sebagai daya tarik penting untuk ceruk pasar dan peluang arus utama.

World Tourism Network mengundang wali kota dari kota budaya dan pemimpin lain dari seluruh dunia untuk berpartisipasi dalam think tank ini.

Pilar keempat adalah Waktu untuk memberi suara perubahan iklim. Profesor Geoffrey Lipman menyatakan, suara pariwisata untuk perubahan iklim akan memperkenalkan pada perkembangan baru.

Selain itu, membawa sekelompok ahli untuk membahas komitmen menjadi net zero carbon di tahun 2050 dengan fokusnya di pulau-pulau kecil.

Profesor Lipman adalah rekan penulis yang studi tahun 2014 tentang transisi menuju ekonomi hijau dalam studi kasusnya di Bali. Dia adalah Ketua Internasional SUNx yang berbasis di Malta dan merupakan CEO pertama WTTC, serta Asisten Sekretaris Jenderal World Tourism Organization. B

 

Komentar

Bagikan