
Para pelaku Usaha Menengah, Kecil dan Mikro (UMKM) di Ternate harus fokus menggarap bisnis utamanya dan meningkatkan kapasitas usaha, sehingga lebih berdaya saing dan jangan ikut-ikutan tren bisnis musiman.
Menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno, saat ini banyak pelaku UMKM yang ikut-ikutan melihat tren usaha yang sedang booming.
“Jadi, seringkali melupakan dan tidak fokus terhadap bisnis utamanya,” katanya saat kegiatan Bacarita Santai dengan Pelaku UMKM Kota Ternate di Hotel Bukit Pelangi, Ternate, Maluku Utara, Sabtu (26/11/2022).
Sandiaga menyatakan, banyak pelaku UMKM yang Ikut-ikutan dan tidak fokus kepada bisnisnya, padahal bisnis itu harus dijalankan fokus agar bisnisnya terus berkelanjutan.
“Kalau berhenti jualan nantinya pelanggannya akan pindah ke lain hati, karena customer adalah raja,” ujarnya.
Sandiaga juga sempat berdialog dengan seorang pelaku UMKM bernama Ibrahim. Kesehariannya Ibrahim berjualan batagor.
Namun, saat ini tengah demam Piala Dunia, dia beralih menjadi penjual bendera-bendera dari berbagai negara peserta Piala Dunia yang sudah dilakukan sejak 1 November 2022.
“Boleh mengikuti tren, tapi yang perlu kita pelajari adalah usaha batagor tetap berjalan dan jualan bendera juga bisa berjalan, sehingga saat sudah bukan musim Piala Dunia, bisnis utama Pak Ibrahim bisa tetap bertahan dan tidak kehilangan customer,” tuturnya.
Untuk itu, Sandiaga menambahkan, Kemenparekraf menampung masukan dari pelaku UMKM di provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi itu.
Namun, lanjutnya, masih ada pekerjaan rumah, karena ada pelaku UMKM baik di bidang kuliner, fesyen dan kriya membutuhkan sentuhan-sentuhan dan pelatihan khusus terkait digitalisasi, peningkatan kapasitas dan pendampingan.
“Kami yakin dengan kolaborasi bersama ini Provinsi Maluku Utara mampu menciptakan 1,1 juta lapangan kerja baru di tahun ini dan 4,4 juta pada tahun 2024. Saya akan berjuang untuk itu, karena saya dulu seorang pengusaha yang berjuang menciptakan jaringan usaha dari tiga orang karyawan menjadi 30.000 karyawan,” jelasnya. B