Menko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Telaah Proyek Bandara Bali Utara

Peta Bali bagian Utara. (dok. istimewa)
Bagikan

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan, proyek Bandara Bali Utara masih terus dipelajari pemerintah. Hal itu disampaikan AHY di sela kunjungan di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai.

“Kami telaah dengan baik. Studinya terus dijalankan dan melibatkan semua stakeholder,” katanya di Jakarta.

Dia menjelaskan, proyek bandara di Kabupaten Buleleng itu sudah jadi atensi khusus Presiden Prabowo Subianto, sehingga dalam studinya, perlu mempertimbangkan sejumlah hal.

Mulai dari kapasitas di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, proyeksi jangka panjangnya dan tingkat permintaan atau kebutuhan transportasi udara ke Bali Utara.

Perlu dipastikan apakah Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai sudah melampaui batas kapasitas jumlah penumpang.

Menko AHY menyatakan, hal itu sudah diinstruksikan oleh Presiden Prabowo.

“Ada beberapa faktor. Ada supply dan demand. Kami lihat kapasitas Ngurah Rai seperti apa dan proyeksinya. Setahun ke depan, sampai tahun 2045, bahkan untuk mengakomodasi penguatan konektivitas,” tuturnya.

Dia menambahkan, proses studi proyek bandara Bali Utara juga melibatkan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Akan ada pembicaraan antara Menko AHY dengan Menteri BUMN Erick Thohir terkait proyek tersebut.

“Semangat kami sama. Bagaimana membuat masyarakat kita, wisatawan, semakin nyaman. Saat datang maupun melakukan aktivitas ekonomi dan wisata di Bali,” tegasnya.

Sebelumnya, Direktur PT BIBU Panji Sakti Erwanto Sad Adiatmoko bertemu dengan Duta Besar Indonesia untuk Singapura Suryo Pratomo untuk membahas potensi kerja sama antara perusahaan ini dengan pengusaha Singapura di berbagai bidang, dengan fokus utama pada rencana pembangunan Bandara Internasional Bali Utara.

Pertemuan yang berlangsung di KBRI Singapura pada Selasa (17/12/2024) dihadiri oleh Penglingsir Puri Buleleng Anak Agung Ngurah Ugrasena dan Penglingsir Puri Blahbatuh Anak Agung Ngurah Kakarsana, serta Kepala Bidang Ekonomi KBRI Singapura Tita Yowana Alwis.

Sementara itu, PT Dirgantara Indonesia (PTDI) tengah menggodok pengembangan ekosistem dirgantara di Bali Utara dengan memanfaatkan Bandara Letkol Wisnu, Buleleng.

Ikon pengembangan ekosistem dirgantara adalah pesawat terbang hasil karya anak bangsa, yaitu N219.

Direktur Niaga, Teknologi dan Pengembangan PT Dirgantara Indonesia, Mohamad Arif Faisal menjelaskan, pihaknya menargetkan wisatawan yang ingin terbang langsung dari Denpasar ke Buleleng atau dari Surabaya dan daerah lainnya tanpa perlu harus melalui Denpasar.

Dia menjelaskan, selama ini dari sisi pertumbuhan di Bali utara dan Bali selatan cukup timpang, sehingga diperlukan waktu sekitar tiga jam hingga empat jam perjalanan via darat dari Bali Selatan menuju Bali Utara.

Namun, di sisi lain melihat Buleleng memiliki pariwisata yang sangat potensial, sehingga ke depan PT DI juga akan mengembangkan tourism flight untuk menjadikan Bandara Letkol Wisnu sebagai hub penerbangan pariwisata.

Menurut Arif, pesawat N129 dinilai paling tepat untuk melayani penerbangan di Bandara Letkol Wisnu. B

 

Komentar

Bagikan