Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) mengadakan Bimbingan Teknis (Bimtek) Tata Cara Pengereman Kendaraan Angkutan Penumpang yang berlangsung di Hino Total Support Customer Center (HTSCC), Purwakarta, Jawa Barat pada 25 – 26 September 2024.
Kegiatan ini rutin dilakukan setiap tahunnya sejak tahun 2021 dan pada tahun ini diikuti oleh 20 orang peserta dari 14 perusahaan operator angkutan penumpang, baik swasta, BUMN, maupun BUMD di wilayah Jabodetabek.
Sekretaris BPTJ Dedy Cahyadi menyatakan, Bimtek yang kelima kalinya ini merupakan langkah nyata BPTJ dalam mengimplementasikan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2018 tentang Rencana Induk Transportasi Jabodetabek (RITJ), khususnya pada Pilar I, yaitu kebijakan Peningkatan Keselamatan dan Keamanan Transportasi Perkotaan.
“Ini juga merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam memberikan pembinaan yang lebih baik kepada para operator angkutan, guna mewujudkan keselamatan jalan dan mengelola risiko kecelakaan sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2017 tentang Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ),” ujarnya.
Dedy menambahkan bahwa pengemudi angkutan penumpang harus memiliki keterampilan, pengetahuan dan standar kompetensi yang memadai dalam mengemudikan kendaraannya.
Oleh karena itu, BPTJ bekerja sama dengan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dan HTSCC untuk memberikan pelatihan yang meliputi peningkatan kompetensi pengemudi, serta pelatihan tanggap darurat dalam menghadapi kecelakaan lalu lintas.
Berdasarkan laporan final investigasi KNKT selama tahun 2020 hingga tahun 2023, faktor manusia dan faktor sarana menjadi faktor penyebab kecelakaan LLAJ yang paling dominan.
Investigasi KNKT terhadap kecelakaan LLAJ sering menemukan penyebab kecelakaan dengan pola yang sama, yaitu kesalahan pengemudi melakukan prosedur pengereman di jalan menurun.
Selain itu, juga sering ditemui kondisi substandard pada sistem rem kendaraan sehingga saat terjadi kesalahan prosedur pengereman akan mempercepat terjadinya kegagalan pengereman.
Pelaksanaan Bimtek ini dibagi menjadi dua hari, dengan materi teori yang diberikan pada hari pertama dan praktik langsung pada hari kedua.
Materi teori mencakup pemeriksaan dan perawatan rutin kendaraan, kajian sistem rem, teori sistem pengereman, hingga prosedur pengereman yang benar.
Pada hari kedua, peserta diberi kesempatan untuk langsung mempraktekkan keterampilan mengemudikan bus bertransmisi manual, melakukan inspeksi kendaraan dan menerapkan teknik pengereman yang aman, terutama di kontur jalan menurun, serta peningkatan kewaspadaan terhadap area blind spot pada bus.
Parulian Simanjuntak yang merupakan pengemudi PT Transportasi Jakarta mengungkapkan dirinya sangat terbantu dengan pengetahuan baru yang didapatkannya, terutama terkait tahapan pengereman menggunakan engine brake, exhaust brake dan service brake.
Baniwan Laia, seorang pengemudi BisKita Trans Bekasi Patriot menambahkan, materi yang disampaikan kali ini lebih mendalam dan berbeda dari pelatihan yang pernah diikuti sebelumnya.
“Saya yakin dengan ilmu yang didapatkan dari bimtek ini akan semakin meningkatkan keamanan dan kenyamanan penumpang,” ungkapnya.
Dengan adanya Bimtek ini, diharapkan para peserta dapat menjadi agen perubahan di perusahaan masing – masing dengan menyebarkan ilmu dan keterampilan yang diperoleh, sehingga mampu mengurangi angka kecelakaan di jalan dan meningkatkan keselamatan transportasi di Jabodetabek. B