
Ada dua bandara utama di tanah air, yakni Bandara Internasional Soekarno-Hatta (CGK) dan Bandara I Gusti Ngurah Rai (DPS) resmi masuk jajaran bandara terbaik dunia versi Skytrax 2025.
Bandara Soekarno-Hatta mengalami lonjakan peringkat signifikan, naik ke posisi ke-25 bandara terbaik dunia, dan meraih peringkat ke-3 untuk Kategori 50 juta hingga 60 juta penumpang per tahun.
Tidak hanya itu, bandara ini juga menempati peringkat ke-9 bandara terbaik di Asia dan masuk 10 besar untuk layanan staf dan imigrasi terbaik.
Kualitas pelayanannya pun kini diakui secara resmi dengan sertifikasi 4 Star Airport Rating, naik level dari status 3 Star Airport Rating yang dipegang sejak tahun 2013.
Bandara Internasional Soekarno-Hatta masuk dalam jajaran terbaik dengan meraih peringkat 10 untuk Best Airport Staff in Asia 2025 dan posisi 10 dalam World’s Best Airport Immigration Services 2025.
Sementara itu, Bandara I Gusti Ngurah Rai juga naik dua peringkat ke posisi ke-72 dalam daftar 100 bandara terbaik dunia dan meraih posisi ke-6 untuk Best Regional Airports in Asia 2025.
Ini menunjukkan peran penting Bandara I Gusti Ngurah Rai sebagai salah satu pintu gerbang utama pariwisata Indonesia yang berdaya saing tinggi di kawasan Asia.
“Transformasi bandara merupakan langkah penting untuk menjawab tantangan konektivitas dan memperkuat sektor pariwisata. Upaya ini tidak mungkin berhasil tanpa sinergi semua pihak,” kata Direktur Utama InJourney Maya Watono.
Bandara terbaik versi Skytrax dipilih berdasarkan survei yang dilakukan terhadap 13 juta pengguna angkutan udara dari lebih 100 negara di 565 bandara di seluruh dunia pada periode Agustus 2024 – Februari 2025.
Para penumpang yang disurvei diminta untuk memberikan rating bandara berdasarkan pengalaman mereka di titik – titik layanan bandara, mulai dari check-in, kedatangan, transfer, shopping, pemeriksaan keamanan, imigrasi, hingga keberangkatan.
Maya menambahkan, transformasi bandara merupakan sebuah proses yang sangat penting untuk perkembangan industri aviasi dan pariwisata Indonesia.
“Bandara sebagai wajah bangsa atau face of the nation harus memiliki kualitas layanan yang baik sehingga memberikan kesan yang indah saat pertama kali orang mengunjungi Indonesia,” tuturnya.
Proses transformasi di 36 bandara di bawah pengelolaan InJourney Airports juga akan terus dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan layanan kepada penumpang.
Transformasi dilakukan secara fundamental, lanjutnya meliputi aspek premises, process dan people, serta didukung dengan implementasi teknologi sebagai enabler.
“Transformasi bandara merupakan sebuah langkah yang sangat penting untuk menjawab berbagai tantangan konektivitas. Upaya ini penting, karena konektivitas menjadi key drivers untuk pengembangan pariwisata di Indonesia,” ungkap Maya.
Konektivitas yang optimal, dia menambahkan, tentu akan menciptakan akses yang lebih luas dan mudah, serta meningkatkan daya tarik wisata. B