Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menargetkan merger atau penggabungan Angkasa Pura Airports atau PT Angkasa Pura I (AP I) dan PT Angkasa Pura II (AP II) bisa selesai Desember 2023.
Dia mengatakan, penggabungan dua perusahaan pelat merah itu demi meningkatkan industri pariwisata di tanah air.
“Kita coba ya (selesai Desember), karena dengan sekarang tourism jadi income negara terbesar nantinya. Efisiensi dari pada kita membangun infrastruktur industri tourism dari bandara. Kita harus naikin kelas kita,” katanya di Graha Bhakti Budaya, Jakarta.
Menurut Erick, Indonesia harus terus beradaptasi dengan pembangunan skala global, sehingga pembangunan bandara pun harus berskala internasional.
Apalagi, lanjutnya, lonjakan penumpang di Bandara Soekarno-Hatta Tangerang dan Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali sudah melimpah.
Di sisi lain, destinasi pariwisata di Indonesia pun kian berkembang, dengan contoh destinasi itu, seperti Labuan Bajo dan Mandalika.
“Jadi mau enggak mau harus kita terus tingkatkan karena ini industri pariwisata sebagai income ke depan,” ungkapnya.
Lebih lanjut Erick menuturkan, penggabungan AP I dan AP II pun sudah dilakukan dengan mencopot Muhammad Awaluddin yang telah menjalani penugasan sebagai Direktur Utama AP II pada periode 2016 – 2023.
Awaluddin digantikan oleh Wendo Asrul Rose sebagai Pelaksana (Plt) Direktur Utama AP II.
Pencopotan Awaluddin merupakan bagian dari langkah penggabungan perusahaan, Erick menambahkan, dan kelak Awaluddin akan pendapat posisi lain di Angkasa Pura.
“Itu (pencopotan Awaluddin) konsep dari merger AP I dan AP II seperti kami menggabungkan Pelindo, karena kami ingin meningkatkan efisiensi. Nanti Pak Awal ada tempatnya,” tuturnya.
Penggabungan AP I dan AP II juga merupakan langkah Menteri BUMN untuk reformasi di BUMN.
Erick menekankan Kementerian BUMN bakal merampingkan perusahaan pelat merah menjadi 30 BUMN.
Dia menegaskan, akan terus melakukan terobosan, termasuk dengan mendorong blueprint atau cetak biru konsolidasi BUMN 2024-2034.
“Kami dorong lagi, apa terobosan yang kami lakukan, kami mau punya blueprint 2024-2034 di mana konsolidasi BUMN dari 108 menjadi 41, menjadi 30, supaya kami punya BUMN yang besar-besar dan sehat,” ujarnya beberapa waktu lalu. B