PTDI dan Havelsan Kerja Sama Aircraft Simulator untuk Pesawat N219

Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia (PTDI) Elfien Goentoro dengan CEO Havelsan Mehmet Aktif Nacar menandatangani MoU di Booth PTDI yang tergabung di Paviliun Indonesia, Teknofest 2021, Instanbul, Turki. (Istimewa)

PT Dirgantara Indonesia (Persero) dan Hava Elektronik Sanayi ve Ticaret A.Ş. (Havelsan) menandatangani Memorandum Of Understanding (MoU) terkait dengan kerja sama Aircraft Simulator untuk pesawat N219.

Nota kesepahaman itu ditandatangani oleh Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia (PTDI) Elfien Goentoro dengan CEO Havelsan Mehmet Aktif Nacar, di Booth PTDI yang tergabung dalam Paviliun Indonesia, Teknofest 2021, Instanbul, Turki.

Penandatanganan ini disaksikan oleh Wakil Ketua DPR RI sekaligus Koordinator Bidang Industri dan Pembangunan (Korinbang), Rachmad Gobel da Duta Besar Republik Indonesia untuk Turki, Dr. Lalu Muhamad Iqbal.

PTDI dan Havelsan sepakat untuk melakukan kerjasama dalam Aircraft Simulator untuk pesawat N219, termasuk Avionic and System Modeling, Flight and Engine Modeling, dan Computer System and Interface. 

PTDI bekerja sama dengan LAPAN telah sukses membangun pesawat N219 dan telah resmi memperoleh Type Certificate pada 22 Desember 2021 dari Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasioan Pesawat Udara (DKPPU), Kementerian Perhubungan RI.

Baca juga :   Angkasa Pura Airports Raih Peringkat Kredit Tertinggi AAA Dari Pefindo

Pesawat N219 merupakan pesawat penumpang dengan kapasitas 19 orang dengan dua mesin turboprop yang mengacu kepada regulasi CASR Part 23.

Pesawat N219 memiliki kemampuan lepas landas di landasan pendek yang tidak dipersiapkan, yang kemudian dapat membantu mengisi kebutuhan penerbangan konektivitas dan perintis di pelosok Indonesia, serta mengakselerasi pertumbuhan ekonomi Indonesia secara lebih merata.

Dalam pengoperasiannya, pesawat N219 dapat digunakan untuk berbagai macam kebutuhan, seperti angkutan penumpang, angkutan barang, maupun ambulan udara.

Pesawat N219 memiliki kecepatan (speed) maksimum mencapai 190 knot, dan kecepatan terendah mencapai 65 knot, yang artinya pada kecepatan cukup rendah pun pesawat N219 masih bisa terkontrol.

Kemampuan tersebut sangat penting, terutama saat memasuki wilayah yang bertebing-tebing, diantara pegunungan yang membutuhkan pesawat dengan kemampuan manuver dan kecepatan rendah.

Baca juga :   DKPPU Adakan FGD Tingkatkan Keselamatan Transportasi Udara di Wilayah Papua

Pesawat N219 dilengkapi dengan dua turboprop engine PT6A-42 dengan empat bilah propeller Hartzell dan sistem navigasi komunikasi Garmin 1000 Next Generation.

Adapun untuk nilai Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) pesawat N219 berdasarkan hasil assessment oleh PT Surveyor Indonesia tahun 2019 adalah sebesar 44,69%.

PTDI melibatkan berbagai industri komponen dalam negeri akan terus berupaya meningkatkan nilai TKDN pesawat N219 hingga mencapai lebih dari 50%, sehingga manfaat dari mengembangkan produk pesawat nasional dapat dimaksimalkan dan disebarkan pada industri UKM Nasional.

Dalam ajang Internasional Teknofest Aerospace And Technology Festival 2021, PTDI kembali promosikan pesawat CN235-220 dan pesawat N219.

Keikutsertaan PTDI dalam acara ini dalam upaya perluasan pemasaran, kerja sama dan peningkatan penjualan berbagai produk dan jasa yang dihasilkan selama ini, khususnya pesawat CN235-220 dan N219. B

 

Komentar