PT Dirgantara Indonesia (Persero) melakukan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Perusahaan Perseroan (Persero) dengan agenda di antaranya melakukan pergantian jajaran direksi.
RUPS Perusahaan Perseroan ini (Persero) memutuskan Pemberhentian, Perubahan Nomenklatur Jabatan, Pengalihan Tugas, dan Pengangkatan Anggota-Anggota Direksi PT Dirgantara Indonesia (PTDI).
Acara tersebut dilakukan secara daring, mengikuti protokol kesehatan sesuai dengan arahan Pemerintah dalam pelaksanaan pekan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) akibat pandemi Covid-19.
RUPS PTDI dipimpin oleh Asisten Deputi Bidang Industri Manufaktur Kementerian BUMN Liliek Mayasari dan Asisten Deputi Bidang Manajemen SDM Kementerian BUMN Andus Winarno, yang dihadiri oleh jajaran Direksi dan Dewan Komisaris PTDI.
Berdasarkan Keputusan Menteri BUMN melalui Surat Keputusan Menteri BUMN selaku RUPS Perusahaan Perseroan (Persero) PT Dirgantara Indonesia Nomor: SK-287/MBU/09/2021 disebutkan perubahan nomenklatur yang semula Direktur Keuangan menjadi Direktur Keuangan, Manajemen Risiko & SDM dan nomenklatur Direktur Teknologi & Pengembangan menjadi Direktur Niaga, Teknologi & Pengembangan, serta mengangkat Wildan Arief sebagai Direktur Keuangan, Manajemen Risiko & SDM, dan Batara Silaban sebagai Direktur Produksi.
Adapun sebagaimana Salinan Keputusan Menteri BUMN tersebut juga disebutkan pemberhentian Ade Yuyu Wahyuna sebagai Direktur Niaga, Muhammad Ridlo Akbar sebagai Direktur Produksi dan Sukatwikanto sebagai Direktur Umum & SDM.
Perusahaan menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya dan mengucapkan terima kasih kepada ketiga direksi yang sebelumnya menjabat, serta mengucapkan selamat atas dilantiknya direksi yang baru semoga dapat membantu mendorong peningkatan kinerja dan prestasi PTDI menuju perusahaan industri pertahanan yang mandiri, kuat dan semakin maju.
PTDI merupakan salah satu industri kedirgantaraan di Asia dengan core competence desain, pengembangan, pengujian, manufaktur struktur, produksi pesawat dan jasa pemeliharaan/services pesawat terbang, baik untuk pesawat sipil maupun militer.
Sejak berdiri pada Agustus 1976, PTDI di bawah naungan Kementerian BUMN telah berhasil mengembangkan kemampuan sebagai industri dirgantara dengan pencapaian pengiriman pesawat terbang sebanyak lebih dari 455 unit untuk banyak customer di berbagai negara.
Adapun produk unggulan PTDI adalah pesawat NC212i, CN235 dan N219, serta PTDI memiliki project kerja sama dengan Airbus Defence & Space untuk pesawat CN295.
Selain itu, PTDI juga memiliki project kerja sama lainnya dengan Airbus Helicopters untuk berbagai jenis helikopter dan Bell Helicopters dalam memproduksi tail boom, door assembly, door post, pylon dan ducts untuk helikopter Bell 412 dan Huey II.
Di samping itu, PTDI dan Bell Helicopters juga memiliki kerja sama dalam melakukan joint sales & marketing untuk Bell 412EPI, customization dan pemeliharaannya. B