Pelindo Regional 4 dan Satgas Saber Pungli Sosialisasi Anti Korupsi di Pelabuhan

Sosialisasi PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) Regional 4 dan Satuan Tugas (Satgas) untuk Penguatan Pemahaman Anti Korupsi, Anti Penyuapan dan Menjadi Insan yang Berintegritas. (dok. pelindo.co.id)
Bagikan

PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) Regional 4 bersama Satuan Tugas (Satgas) Saber Pungli (Pungutan Liar) menggelar Sosialisasi Penguatan Pemahaman Anti Korupsi, Anti Penyuapan dan Menjadi Insan yang Berintegritas, baru-baru ini.

Kegiatan yang berlangsung di Ruang Rapat AKHLAK Lantai 7 Kantor Pelindo Regional 4 di Makassar ini menghadirkan narasumber Irjen Pol. Andry Wibowo, Sekretaris Satgas Saber Pungli dan dihadiri seluruh pejabat di lingkup Pelindo Group wilayah kerja Makassar.

Sekretaris Satgas Saber Pungli Irjen Pol. Andry Wibowo mengatakan bahwa pelabuhan merupakan tolok ukur perekonomian suatu wilayah.

“Mau lihat ekonomi suatu wilayah bagus, cukup dilihat dari keramaian di pelabuhannya. Kalau pelabuhan ramai, itu berarti ekonomi di wilayahnya bagus,” ujarnya.

Oleh sebab itu, lanjut Andry, jangan merusak pelabuhan dengan pungli atau korupsi, karena pungli dan korupsi sama saja. “Lebih baik membangun tim yang Good Corporate Governance (GCG).”

Dia berharap Pelabuhan Makassar menjadi role model atau contoh bagi pelabuhan-pelabuhan lainnya di wilayah Indonesia, sehingga diminta support dan dukungan dari semua pihak.

“Pelindo harus berkolaborasi dengan semua pihak. Mari kita bersama-sama kurangi korupsi, selalu bersilaturahmi dengan baik bersama semua pihak. Perkuat silaturahmi dengan berbagai pihak,” tegas Andry.

Sementara itu, Executive Director 4 Pelindo Regional 4 Abdul Azis menuturkan bahwa pasca merger pada Oktober 2021, telah cukup banyak perubahan yang dilakukan perseroan.

“Pertama, Pelindo telah melakukan standardisasi operasional. Kemudian digitalisasi operasional untuk pelayanan kapal melalui aplikasi Phinisi, pelayanan peti kemas dengan aplikasi Ptos PK, pelayanan nonpeti kemas dengan aplikasi Ptos M dan pelayanan penumpang dan RoRo menggunakan aplikasi Ptos R,” jelas Abdul Azis.

Selain itu, dia menambahkan, Pelindo juga telah melakukan sistem online untuk billing jasa kepelabuhanan dan menerapkan auto gate system untuk manless pass pelabuhan dan manless pass penumpang.

Untuk transformasi dan standardisasi operasional di seluruh pelabuhan kelolaan, Pelindo menggunakan standardization framework dengan enam pilar utama, yaitu Business Process, Equipment, Infrastructure and Facility, Technology, People, dan Health, Safety, Security, and Environment (HSSE).

Dia menjelaskan bahwa standardisasi layanan telah berhasil menurunkan port stay di semua pelabuhan kelolaan Pelindo, utamanya pelabuhan-pelabuhan yang berada di Kawasan Timur Indonesia (KTI).

Dia mencontohkan di Terminal Peti Kemas (TPK) Makassar dan TPK Ambon, dari 35 boks per jam per kapal menjadi 50 boks per jam per kapal, sehingga port stay menjadi satu hari dari sebelumnya dua hari.

Bagi Pelindo, manfaat yang dipetik dari hasil transformasi layanan operasi di pelabuhan, yaitu membuat efisiensi biaya operasional, potensi penambahan traffic dan peningkatan kompetensi, serta knowledge.

Bagi pelanggan, terjadi pengurangan port stay dan cargo stay, optimalisasi berthing window dan penghematan ship rental cost.

“Sementara itu, bagi ekosistem maritim, transformasi layanan operasi yang dilakukan Pelindo, memberikan kontribusi terhadap penurunan biaya logistik dan mendukung konektivitas,” ungkapnya. B

 

Komentar

Bagikan