Maskapai Lion Air telah memperhatikan potensi ekonomi Maluku dan Papua yang sejalan dengan meningkatkan dukungan untuk industri dan usaha kecil di wilayah tersebut.
Peluang mengembangkan dan memasarkan komoditas dan produk-produk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) semakin terbuka luas.
Dampak positif pengangkutan kargo lebih efektif, sehingga dapat membantu mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Maskapai Lion Air (kode penerbangan JT) sebagai member of Lion Air Group mengumumkan kebijakan terbaru mengenai bagasi gratis untuk kategori bagasi tercatat (didaftarkan) setiap penumpang mengalami penyesuaian menjadi 15 kg, khusus rute dari dan menuju delapan destinasi di Indonesia Bagian Timur (IBT).
Kedelapan rute penerbangan itu adalah di Bandara Pattimura Ambon di Maluku, Bandara Sultan Babullah Ternate di Maluku Utara, Bandara Dominie Eduard Osok Sorong di Papua Barat dan Bandara Rendani Manokwari di Papua Barat.
Selain itu, Bandara Mozes Kilangin Timika, Mimika di Papua Tengah, Bandara Frans Kaisiepo, Biak Numfor di Papua, Bandara Sentani, Jayapura di Papua dan Bandara Mopah Merauke di Papua Selatan.
Penyesuaian ini berlaku berlaku 1 April 2023 dengan ketentuan pembelian tiket pesawat Lion Air (tiket yang diterbitkan) pada 1 April 2023 dan periode terbang dimulai 1 April 2023.
Informasi dari situs lionair.co.id ini menyebutkan, apabila calon penumpang membeli tiket sebelum 1 April 2023 dan berangkat pada 1 April 2023 seterusnya, masih mendapatkan bagasi gratis 20 kg.
Apabila calon penumpang memiliki penerbangan lanjutan (connecting flight atau transit) meliputi dari dan tujuan delapan destinasi tetap mengacu pada bagasi cuma-cuma terbesar setelah dibandingkan antara dua atau lebih maskapai dan rute yang digunakan (dilalui).
Manajemen Lion Air menjelaskan, kebijakan penyesuaian total bagasi gratis menjadi 15 kg dapat berdampak pada pergerakan komoditas dan produk UMKM dari dan menuju IBT.
Pertama, menstimulasi pengiriman komoditas dan produk UMKM secara tepat. Hal ini dapat membantu prioritas pengiriman kargo produk UMKM lebih besar dan terjangkau bagi konsumen.
Kedua, mendongkrak komoditas dan produk UMKM Indonesia bagian timur dengan memanfaatkan kapasitas kargo yang tersedia lebih efektif.
Ketiga, meningkatkan daya saing produk UMKM semakin kompetitif, karena pengangkutan dan pengiriman yang lebih cepat dengan kapasitas lebih besar.
Keempat, meningkatkan kualitas layanan transportasi dengan memastikan bahwa berat kargo komoditas dan produk UMKM yang diangkut sesuai kapasitas pesawat.
Tujuannya membantu mengurangi risiko keterlambatan pengiriman yang disebabkan oleh kelebihan beban pada pesawat.
Wilayah Maluku dan Pulau Papua memiliki potensi sumber daya alam yang kaya dan beragam, termasuk komoditas unggulan dan produk UMKM yang dapat dikembangkan.
Beberapa komoditas unggulan dan produk UMKM di Papua antara lain pertanian seperti sagu, kelapa, coklat, kopi, vanili, dan kacang-kacangan, yakni kacang merah dan kacang hijau.
Potensi sektor perikanan berupa ikan tuna, ikan kakap, lobster, udang, kepiting dan kerang.
Lalu potensi kerajinan tangan, seperti ukiran kayu dan batu, anyaman tikar dan topi, serta senjata tradisional.
Ada juga potensi produk makanan dan minuman, di antaranya bubur kacang hijau, roti, pepes ikan dan aneka jenis masakan khas Papua. B