KAI Siapkan 123 Train Attendant LRT Jabodebek Tanpa Masinis

Kereta Light Rail Transit (LRT) Jabodebek. (Istimewa)

Kereta Light Rail Transit (LRT) Jabodebek yang ditargetkan beroperasi pada Agustus 2022 akan menggunakan sistem Communication Base Train Control (CBTC) atau kendali kereta berbasis komunikasi dengan grade of automation (GoA) tingkat 3.

Sistem ini memungkinkan kereta beroperasi secara otomatis tanpa masinis.
PT Kereta Api Indonesia (Persero) selaku operator LRT Jabodebek tengah menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk memastikan pelayanan, keselamatan dan keamanan selama dalam perjalanan tetap terjaga.

Menurut VP Public Relations KAI Joni Martinus, meski LRT Jabodebek akan beroperasi tanpa masinis, nantinya terdapat dua orang petugas pada setiap rangkaian LRT Jabodebek.

“Petugas itu adalah satu orang train attendant (petugas kereta api) dan satu orang security,” ujarnya dalam keterangannya, Selasa (23/11/2021).

Train attendant bertugas untuk memastikan segala sesuatu terkait LRT Jabodebek berjalan normal, memberikan informasi kepada pelanggan serta memberikan pelayanan kepada pelanggan.

Baca juga :   Kemenhub Buka 39 Rute Tol Laut

“Petugas train attendant selalu mobile di dalam kereta dan tidak mengoperasikan sarananya dalam operasi normal,” jelasnya.

Hal tersebut dikarenakan pengoperasian LRT Jabodebek dilakukan secara otomatis dari Operation Control Center (OCC) atau backup OCC secara terpusat.

“Pada saat terjadi gangguan, train attendant bertugas untuk mengemudikan dengan kecepatan terbatas dan membuka-tutup pintu LRT Jabodebek,” ujar Joni.

KAI saat ini sedang menyiapkan 123 orang train attendant untuk bertugas di 27 rangkaian kereta LRT Jabodebek (empat cadangan).

Berbeda dengan masinis, petugas train attendant juga harus mampu berbahasa Inggris, karena selama perjalanan petugas train attendant berinteraksi langsung dengan para pelanggan.

Guna menjamin kualitas, lanjut Joni, train attendant LRT Jabodebek, kualifikasi petugas train attendant tetap mengacu pada Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) Nomor 4 Tahun 2017 tentang Sertifikasi Kecakapan Awak Sarana Perkeretaapian.

Baca juga :   Penumpang Angkutan Umum Tertinggi Puncak Arus Mudik Hingga H-1

Sesuai Permenhub tersebut, syarat train attendant di antaranya harus sehat jasmani dan rohani serta tidak buta warna.

Sebelum dapat bertugas, para train attendant akan mendapatkan pelatihan selama 2,5 bulan di Balai Pelatihan Teknik Perkeretaapian (BPTP) Sofyan Hadi Bekasi.

Joni menambahkan, jika telah menyelesaikan pelatihan dan lulus uji kecakapan, maka petugas train attendant akan mendapatkan sertifikat kecakapan dari Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan.

“Melalui persiapan yang matang untuk para petugas LRT Jabodebek, diharapkan mampu memberikan pelayanan maksimal bagi pelanggan untuk merasakan transportasi perkeretaapian urban yang paling maju di kawasan ibu kota,” tuturnya. B

 

 

Komentar