Jumlah Angkutan Kargo KAI Terus Naik

Gerbong kereta api mengangkut kargo batubara. (dok. kai.id)
Bagikan

Sektor angkutan barang atau kargo PT Kereta Api Indonesia (KAI) terus mencatatkan hasil positif.

Pada tahun 2022, KAI mengangkut 58.006.880 ton barang (unaudited) atau meningkat 15% dibandingkan dengan tahun 2021 yang sebanyak 50.261.778 ton barang.

Menurut Vice President Public Relations KAI Joni Martinus, angkutan barang KAI merupakan salah satu andalan perusahaan di saat angkutan penumpang sedang terus tumbuh secara bertahap saat kondisi pandemi melandai.

“Meningkatnya angkutan barang KAI pada 2022 antara lain didorong oleh adanya penambahan gerbong barang serta perjalanan kereta api barang,” ujarnya dalam keterangan resmi.

Komoditi yang mengalami peningkatan tertinggi adalah batu bara, bertambah 7 juta ton atau naik 18% dari 38,3 juta ton menjadi 45,4 juta ton.

Peningkatan juga terdapat pada angkutan peti kemas sebesar 716.000 ton atau naik 17% dari 4,1 juta ton menjadi 4,8 juta ton.

“Tren positif pun terjadi pada komoditi lain, seperti Bahan Bakar Minyak atau BBM, semen, retail dan lainnya,” ungkapnya.

Joni menyatakan, KAI melayani berbagai komoditi angkutan barang seperti peti kemas, batu bara, semen, BBM, Crude Palm Oil (CPO), pupuk, retail, dan lainnya.

Angkutan barang menggunakan kereta api memiliki berbagai keunggulan seperti ketepatan waktu, keamanan, kapasitas besar, bebas pungutan liar, dan dikelola oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang profesional.

“Kelebihan kereta api salah satunya adalah kapasitasnya yang sangat besar. Satu gerbong bisa mengangkut 50 ton atau seukuran dua truk container,” katanya.

Bahkan, Joni menambahkan, satu rangkaian KA angkutan batu bara di Sumatra bagian Selatan dapat menarik 60 gerbong atau 3.000 ton sekaligus dan jika diangkut truk membutuhkan kurang lebih 120 truk.

Pada tahun 2023, KAI menargetkan mengangkut 63 juta ton atau naik 8% dibandingkan dengan tahun 2022.

KAI akan terus berinovasi agar dapat meningkatkan volume dan kinerja angkutan barang menggunakan kereta api.

Selain itu, KAI akan terus mengembangkan sarana dan prasarana angkutan barang, serta mencari potensi komoditas dan relasi angkutan barang baru untuk mencapai target volume sebesar 105 juta ton di tahun 2027.

Inovasi lainnya adalah KAI akan mengembangkan stasiun sebagai suatu ekosistem layanan untuk menyediakan jasa gudang transit berbasis rel.

Adapun di bidang teknologi informasi, KAI terus mengembangkan sistem aplikasi yang akan memudahkan KAI dan mitra untuk dapat memonitor data serta pergerakan barangnya secara realtime.

“Angkutan barang KAI hadir untuk dapat mendukung biaya logistik yang kompetitif dan mengurangi dampak eksternalitas seperti kemacetan, polusi, jalan-jalan yang rusak, serta meningkatkan daya saing global,” tutur Joni. B

 

 

Komentar

Bagikan