
PT Angkasa Pura II (AP II) sebagai operator bandara di dalam negeri mendorong percepatan pemulihan sektor penerbangan nasional melalui optimalisasi sumber daya perseroan dan sinergi dengan stakeholders.
Menurut President Director AP II Muhammad Awaluddin, akselerasi pemulihan di sektor penerbangan didukung juga dengan penanganan pandemi Covid-19 yang semakin baik.
“AP II bersama stakeholder bersinergi penuh mendorong percepatan pemulihan sektor penerbangan untuk memberikan pelayanan terbaik dan mendukung mobilitas masyarakat. Kami berharap upaya ini juga dapat berkontribusi terhadap Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN),” katanya.
Manajemen AP II bersama stakeholders menjalankan sejumlah langkah untuk mengakselerasi pemulihan penerbangan, antara lain mendukung penumpang pesawat untuk mudah memenuhi persyaratan penerbangan dengan menghadirkan sentra vaksinasi Covid-19 dan Airport Health Center sebagai alternatif lokasi tes Covid-19 di seluruh bandara yang dikelola perseroan.
“Selain itu, satu yang penting adalah AP II dan stakeholders mampu memberikan rasa aman dan rasa nyaman di bandara kepada penumpang pesawat, melalui penyesuaian layanan dan fasilitas di tengah pandemi,” jelasnya.
Awaluddin menuturkan bahwa AP II juga melakukan penyesuaian operasional di seluruh bandara yang dikelola, seperti kembali membuka Terminal 1 dan mengoperasikan Skytrain di Bandara Soekarno-Hatta.
Sejalan dengan upaya yang dilakukan AP II dan stakeholders, serta didukung sentimen positif lainnya, dia menambahkan, lalu lintas penerbangan di bandara AP II dapat bergeliat, seperti terlihat di Bandara Soekarno-Hatta yang merupakan bandara terbesar dan tersibuk di Indonesia.
“Lalu lintas penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta sendiri dapat menggambarkan kondisi lalu lintas penerbangan nasional,” ungkapnya.
Pada Semester I/2022, Bandara Soekarno-Hatta melayani penerbangan dari dan ke 220 rute penerbangan yang terdiri dari 112 rute domestik dan 108 rute internasional.
Jumlah rute ini naik sekitar 43,8% dibandingkan dengan Semester I/2021 dan Bandara Soekarno-Hatta melayani penerbangan dari dan ke 153 rute penerbangan, dengan rincian terdiri dari 71 rute penerbangan domestik, serta 82 rute penerbangan internasional yang sebagian besar adalah penerbangan repatriasi WNI.
“Dilihat dari jumlah pergerakan penumpang, sepanjang Januari-Juni 2022 tercatat penumpang di Bandara Soekarno-Hatta mencapai 18,15 juta orang atau naik hampir 100% dibandingkan dengan Januari-Juni 2021 sebanyak 9,10 juta orang,” jelas Awaluddin.
Dari data pergerakan penumpang juga dapat diketahui bahwa sektor pariwisata nasional tengah kembali bergeliat.
Pada Semester I/2022, rute penerbangan terfavorit di Bandara Soekarno-Hatta adalah dari dan ke Denpasar, Bali, dengan jumlah penumpang mencapai 1,92 juta orang.
“Bali menjadi rute paling favorit, sejalan dengan pemulihan pariwisata termasuk dibukanya kembali Bali untuk kunjungan wisatawan mancanegara dari seluruh Negara,” tuturnya.
Awaluddin mengungkapkan bahwa AP II juga melihat pelaku perjalanan ingin mengambil kembali kesempatan berlibur setelah sekitar dua tahun tidak berwisata karena pandemi.
Setelah Bali, rute penerbangan tervaforit kedua adalah Medan dengan 1,65 juta penumpang, lalu Surabaya dengan 1,25 juta penumpang, Ujung Pandang dengan 1,21 juta penumpang dan Pontianak dengan 847.000 penumpang.
Sementara untuk rute internasional yang menjadi terfavorit adalah Singapura dengan 543.821 penumpang, Jeddah (Arab Saudi) dengan 272.652 penumpang, Kuala Lumpur (Malaysia) dengan 241.095 penumpang, Doha (Qatar) dengan 187.064 penumpang dan Dubai (UEA) dengan 176.899 penumpang.
“Penerbangan internasional di tengah pandemi sebagian besar untuk perjalanan penting seperti repatriasi dan lain sebagainya. Pada Semester I/2022, negara-negara mulai membuka destinasi internasional dan ini turut mendorong peningkatan penumpang internasional,” kata Awaluddin.
Adapun recovery rate (rasio pemulihan) lalu lintas penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta telah berkisar 82,5%.
Recovery rate di Bandara Soekarno-Hatta sudah sekitar 82,5%, yang artinya lalu lintas penerbangan sudah sekitar 82,5% dari kondisi tahun 2019, saat belum ada pandemi.
“Kami akan menjaga dan mendorong rasio pemulihan ini, sehingga dapat berdampak kepada pemulihan sektor penerbangan secara nasional,” ujar Awaluddin. B