Bandara Haji Muhammad Sidik Kebanggaan Muara Teweh

Bandara Haji Muhammad Sidik. (Istimewa)

Pemerintah Daerah Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah berharap keberadaan Bandar Udara (Bandara) Haji Muhammad Sidik dapat memajukan pembangunan perekonomian daerah setempat.

Bandara baru ini merupakan wujud dari perjuangan dan doa masyarakat yang ingin wilayah mereka maju.

Selain itu, Bandara Haji Muhammad Sidik dapat menjadi jembatan untuk menjadikan Kabupaten Barito Utara lebih maju lagi. Bahkan, dapat dimanfaatkan dan mengakomodasi masyarakat yang hendak pergi dan datang dari daerah ini.

Menurut Kepala Bandara Haji Muhammad Sidik Muara Teweh Endang Setiawan, Bandara Haji Muhammad Sidik berfungsi untuk menggantikan Bandara Beringin Muara Teweh yang sudah tidak dapat dilakukan perluasan, karena berada di dekat kawasan pemukiman penduduk.

Baca juga :   Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II; Mengejar Kebangkitan Layanan Bandara Selama Pandemi

Bandara ini secara resmi mulai beroperasi sejak 10 September 2020, diawali dengan pendaratan perdana Susi Air dengan rute Palangkaraya-Muara Teweh.

Rencananya, selain melayani rute dari Palangkaraya dibuka juga penerbangan dengan rute dari dan ke Banjarmasin, serta Balikpapan dengan menggunakan pesawat jenis ATR 72.

Proses pembangunan bandara yang menggunakan corak khas suku Dayak ini selesai dilakukan dan siap mengangkut penumpang. Pembangunan landasan pacu, apron, turning area, dan terminal penumpang sudah selesai pada 2019.

Bandara Haji Muhammad Sidik Muara Teweh memiliki panjang landasan sekitar 1.400 meter dan lebar 30 meter.

Fasilitas apronnya seluas 110,25 meter dengan lebar 80 meter, sedangkan Landas Hubung (taxiway) 173 meter dan lebar 18 meter, dan disempurnakan dengan terminal penumpang seluas 1.250 meter persegi. B

Komentar