Bandara Bomakia Layani Penerbangan Merauke-Bomakia Seminggu Satu Kali

Kabandara Bomakia Saiful beserta para staf. (dok. bandarabomakia)

Wilayah Papua Selatan masih memiliki bandara-bandara perintis, karena tidak hanya letak geografisnya yang masih memiliki hutan yang rimbun, tapi juga banyak kawasan gambut atau rawa, perbukitan dan pegunungan.

Maka dari itu, pemerintah menerapkan program angkutan udara perintis agar dapat meningkatkan konektivitas dan menekan disparitas harga barang di wilayah 3TP, yakni daerah Terpencil, Tertinggal, Terluar dan Perbatasan.

Bandara Bomakia yang berada di Distrik Bomakia, Kabupaten Boven Digoel, Provinsi Papua Selatan adalah salah satu dari bandara perintis yang ada.

Menurut Kabandara Bomakia Saiful, penerbangan perintis merupakan pilihan yang tepat untuk menjawab persoalan di daerah yang sulit dijangkau oleh moda transportasi darat dan dirasakan manfaatnya oleh warga di wilayah 3TP.

Baca juga :   Bandara Tardamu Sabu Movement 24 Kali Per Minggu

Sebagai bandara perintis, lanjutnya, Bandara Bomakia melayani penerbangan menuju ke Bandara Mopah di Merauke sebanyak satu kali dalam satu minggu.

Bandara Bomakia yang berada di Distrik Bomakia, Kabupaten Boven Digoel, Provinsi Papua Selatan. (dok. bandarabomakia)

“Penerbangan dari dan ke Merauke ini memang potensial, apalagi dari Bandara Mopah bisa melanjutkan penerbangan ke berbagai daerah lainnya,” ujarnya.

Demikian juga untuk angkutan kargo perintis, yang banyak membawa kebutuhan pokok masyarakat hingga ke pedalaman, sehingga keberadaan Bandara Bomakia sangat penting untuk ikut menumbuhkan perekonomian daerah setempat.

Selain itu, keberadaan Bandara Bomakia yang menjadi Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Kelas III ini memberi dampak yang relatif besar untuk disparitas harga barang-barang kebutuhan pokok, sehingga harga barang saat sampai ke tangan warga yang tinggal di pedalaman tidak terlalu tinggi.

Baca juga :   Bandara Haji Muhammad Sidik Kebanggaan Muara Teweh

Penerbangan angkutan udara perintis untuk penumpang dan kargo perintis ini dilayani dengan pesawat jenis Caravan dan Pilatus, disesuaikan dengan medan pegunungan Papua Selatan yang hanya bisa dijangkau dengan pesawat-pesawat kecil. B

Komentar