Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita) sebagai Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia, mengoptimalkan pasar dari kelompok pelancong untuk mengantisipasi turunnya permintaan Meeting, Incentive, Convention and Exhibition (MICE) dari pemerintah, menyusul dilakukannya efisiensi anggaran.
“Sejujurnya Solo ini tanpa hunian MICE yang 78% ini kita sangat berat sekali,” kata Koordinator Bidang Kerja Sama Dewan Pengurus Pusat (DPP) Asita Daryono di Solo, Jawa Tengah.
Oleh karena itu, dia menambahkan, salah satu cara mengantisipasi turunnya permintaan pasar dari sektor MICE, yang harus dilakukan adalah mengangkat pasar wisatawan. “Bagaimana leisure ini diangkat.”
Selain itu, pasar lain yang juga coba dioptimalkan oleh pelaku usaha pariwisata adalah dari segmen swasta dan korporasi.
Salah satu yang dilakukan adalah dengan menyelenggarakan Asita Fun Walk 2025 dengan jumlah 1.000 peserta di Solo pada Minggu (16/2/2024).
Daryono yang juga merupakan Ketua Panitia Pelaksana HUT ke-54 Asita menjelaskan, kegiatan tersebut akan melibatkan pemerintahan dan asosiasi pelaku usaha baik Kamar Dagang dan Industri (Kadin) maupun Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI).
“Kami menyadari menggerakkan pariwisata, membangun pariwisata, tidak bisa dilakukan sendiri. Asita tidak bisa, pemerintah sendiri enggak bisa,” ungkapnya.
Oleh karena itu, kegiatan Asita Fun Walk 2025 dalam rangka memperingati HUT ke-54 Asita tersebut digelar bersama – sama dengan mitra kerja pariwisata.
“Banyak orang kita bepergian ke luar negeri tentunya karena urusan murah. PR kita bersama membangun pariwisata nusantara ini tidak hanya eksis di Asia namun berdaya saing global,” tuturnya. I