AP II Tekankan Pentingnya Dekarbonisasi di Sektor Aviasi

Saat kunjungan Delegasi Parlemen Eropa ke Angkasa Pura Airports. (dok. ap1.id)
Bagikan

Delegasi Parlemen Eropa mengunjungi Bandara Soekarno-Hatta pada 17 Mei 2023 untuk berdiskusi mengenai sektor transportasi yang berkelanjutan (sustainable transport) dalam menghadapi tantangan saat ini dan ke depannya seperti dekarbonisasi dan pemulihan pascapandemi Covid-19.

Sektor aviasi sendiri memiliki peran penting dalam upaya dekarbonisasi secara global, dan pelaku industri aviasi global telah menyepakati target net zero emissions pada tahun 2050.

Di dalam kunjungannya, Delegasi Parlemen Eropa terdiri dari tujuh anggota parlemen (Members of The European Parliament/MEP) yang tergabung di dalam Komite Transportasi dan Pariwisata Parlemen Eropa (European Parliament’s Committee on Transport and Tourism/TRAN).

Adapun di Bandara Soekarno-Hatta, para delegasi yang dipimpin oleh Kepala Delegasi Komite Transportasi dan Pariwisata Parlemen Eropa (TRAN) Marian-Jean Marinescu bertemu langsung dengan President Director PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin beserta jajaran.

“Bandara menjadi bagian penting dalam mendorong dekarbonisasi di sektor penerbangan,” ujar Kepala Delegasi Komite Transportasi dan Pariwisata Parlemen Eropa (TRAN) Marian-Jean Marinescu di dalam pertemuan.

Sementara itu, President Director PT Angkasa Pura II (AP II) Muhammad Awaluddin menjelaskan, AP II telah menjalankan program dan memiliki rencana mendorong dekarbonisasi di bandara.

Sebagai operator bandara terbesar di Indonesia, AP II berkomitmen terhadap keberlanjutan dan memahami pentingnya untuk selalu mengedepankan iklim global dan dekarbonisasi.

“Kami meyakini bahwa industri aviasi memiliki peran penting dalam mewujudkan keberlanjutan,” ujarnya.

Salah satu program yang ada di AP II terkait dekarbonisasi adalah pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT) di 20 bandara perseroan.

Awaluddin menyatakan AP II telah memiliki peta jalan hingga 2028 untuk pemanfaatan EBT.

“Pada 2021-2028, di 20 bandara AP II akan terdapat Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas total 26 Megawatt-Peak (MWp),” ungkapnya.

Saat ini, PLTS sudah digunakan di tiga bandara, yaitu Bandara Soekarno-Hatta di gedung Airport Operation Control Center (241 kWp) dan di Terminal 2 (1,50 MWp).

Kemudian, di Terminal Kargo dan gedung administrasi Bandara Kualanamu (0,76 MWp) dan di gedung Airport Rescue & Fire Fighting Bandara Banyuwangi (0,03 MWp).

Pada 2023, PLTS akan dipasang di empat bandara, yakni Bandara Minangkabau (Padang), Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), Supadio (Pontianak) dan Sultan Iskandar Muda (Aceh).

“Tahun ini juga ada penambahan kapasitas PLTS di 2 bandara yaitu Bandara Soekarno-Hatta dan Kualanamu. Total PLTS yang dipasang di bandara AP II pada tahun ini berkapasitas 3,9 MWp,” ungkap Awaluddin.

Di Bandara Soekarno-Hatta yang merupakan bandara terbesar di Indonesia, AP II mendorong efisiensi energi dan menjalankan inisiatif dekarbonisasi yang didukung teknologi informasi.

Bandara Soekarno-Hatta memiliki Energy Monitoring System untuk memantau penggunaan listrik di Terminal 1, Terminal 2, Terminal 3, Terminal Kargo, kemudian di area perkantoran dan penggunaan listrik di non terminal.

“Melalui Energy Monitorin System, AP II bisa mendorong efisiensi penggunaan listrik,” tegasnya.

AP II juga mendorong penggunaan kendaraan listrik di Bandara Soekarno-Hatta dengan menyediakan fasilitas pendukung, seperti Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU).

Armada taksi di Bandara Soekarno-Hatta saat ini pun sudah menggunakan kendaraan listrik yang dioperasikan oleh Blue Bird dan Grab. B

 

Komentar

Bagikan