AirNav Indonesia Berhasil Lewati Masa Pandemi yang Sulit

Sumber daya manusia bidang navigasi penerbangan di AirNav Indonesia. (dok. airnavindonesia.co.id)

AirNav Indonesia pada akhir tahun 2021 belum sepenuhnya pulih dan kondisi kesehatan perusahaan masih dalam kategori A.

Namun, dengan dibukanya cross border antarnegara, kelonggaran kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan masyarakat (PPKM), serta percepatan vaksinasi membuat jumlah traffic penerbangan domestik dan internasional naik

Menurut Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko AirNav Indonesia Taufik Hendra Kusuma, AirNav Indonesia sangat terdampak secara finansial selama dua tahun pandemi Covid-19 dengan menurunnya jumlah traffic penerbangan.

“Hal ini menjadikan momentum bagi AirNav untuk terus melakukan berbagai inovasi baik dalam hal kebijakan finansial maupun di bidang pelayanan navigasi, dengan tetap menjaga keamanan penerbangan secara optimal untuk setiap pengguna jasa,” katanya saat menerima penghargaan Top Financial Perfomance and Advancing of Aviation Services, kategori Tourism and Support Service Best BUMN 2022 secara daring, belum lama ini.

Baca juga :   AirNav Indonesia Antisipasi Peningkatan Jumlah Penerbangan Menjelang Akhir Pandemi

Taufik menjelaskan, selama dua tahun ini banyak terobosan yang dibuat AirNav Indonesia, seperti kebijakan cost-reduction program dan menciptakan prosedur pelayanan navigasi penerbangan yang memberikan banyak efisiensi bagi maskapai.

Selain itu, lanjutnya, ada juga terobosan aplikasi dan sistem yang dibangun oleh internal karyawan, hingga percepatan digitalisasi bisnis perusahaan. “Kami terus berbenah dan memperkokoh ekosistem perusahaan.”

Berbagai kebijakan dan program cost-reduction yang diterapkan AirNav Indonesia selama masa pandemi, Taufik menambahkan, memungkinkan perusahaan bisa survive tanpa harus berhutang ke bank dan tetap memiliki kondisi keuangan yang sehat.

Pertumbuhan jumlah penerbangan saat ini berdampak positif bagi pendapatan AirNav Indonesia, walaupun belum kembali normal seperti kondisi sebelum pandemi.

Namun, hal ini tetap memberikan motivasi dan semangat bagi AirNav Indonesia untuk terus memberikan pelayanan navigasi yang terbaik, bersamaan dengan membenahi proses bisnis internal, antara lain dengan mempercepat validasi data penerbangan, mempercepat fakturisasi dan penagihan, serta mengeluarkan kebijakan dan system yang dapat meningkatkan proses bisnis menjadi lebih baik.

Baca juga :   Bandara Soekarno-Hatta Layani Dua Rute Penerbangan Tersibuk Dunia pada 2023

Menjelang akhir tahun 2022, pertumbuhan jumlah penerbangan semakin baik, ditambah dengan adanya beragam kegiatan internasional yang diselenggarakan oleh pemerintah, seperti perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 di Bali, tercatat jumlah penerbangan sudah memasuki angka 9.112, baik domestik maupun internasional, pada pertengahan November 2022.

Taufik berharap ke depannya penerbangan bisa kembali ke kondisi normal, seperti sebelum pandemi, sehingga roda perekonomian bisa semakin membaik di Indonesia.

“Kami akan terus berkontribusi kepada negara, melalui setiap program dan inovasi yang kami lakukan, AirNav akan terus membangun sebuah ekosistem bisnis yang baik guna meningkatkan keselamatan penerbangan dan berkontribusi terhadap roda perekonomian di Indonesia,” tuturnya. B

 

Komentar