Jemaah haji dari Embarkasi Surabaya akan diberangkatkan ke Arab Saudi dengan menggunakan pesawat maskapai Saudi Arabian Airlines atau Saudia pada 2 Mei 2025.
Maskapai tersebut pada pelaksanaan haji tahun 2025 menggunakan jenis pesawat Airbus 330-300 dengan kapasitas 380 orang.
Menurut Manager Operasional Saudi Arabian Airlines Yusuf Rahmani, ada 5 unit pesawat dengan jenis Airbus 330-300 yang akan digunakan jemaah haji di Embarkasi Surabaya terbang ke tanah suci dengan waktu tempuh sekitar 10 jam sekali perjalanan.
Setiap pesawat akan mengangkut satu kloter jemaah haji dari Bandara Internasional Juanda menuju Bandara Internasional Pangeran Mohammad bin Abdul Aziz Madinah ataupun nantinya di gelombang kedua menuju King Abdul Aziz Jeddah.
Dia menjelaskan bahwa tahun ini, penerbangan jemaah haji sama dengan tahun lalu menggunakan jenis pesawat Airbus 330-300.
“Ada 5 unit armada pesawat yang akan pulang pergi atau pp Surabaya – Arab Saudi dan sebaliknya untuk melayani keberangkatan 97 kloter jemaah haji Embarkasi Surabaya,” jelasnya.
Yusuf menambahkan, dalam sehari akan ada tiga kloter hingga lima kloter yang akan berangkat ke tanah suci.
Untuk mengatasi kendala pada penerbangan internasional dengan waktu yang nonstop dalam mengangkut jemaah haji, pesawat akan mendapatkan maintenance setiap landing, baik di Surabaya maupun di Arab Saudi.
“Jadi begitu sampai di Juanda maupun di Arab Saudi, pesawat akan ganti oli, maintenance dan pengisian bahan bakar, pembersihan. Itu dilakukan ketika ground time dua jam setelah mendarat. Sampai jemaah datang pesawat langsung lepas landas,” ujarnya.
Yusuf mengatakan, pesawat tersebut akan tiba lebih awal pada 1 Mei pukul 09.40 WIB untuk mengangkut jemaah kloter pertama.
Kemudian, untuk pesawat selanjutnya akan tiba pukul 07.40 WIB pada 2 Mei dan juga pukul 09.40 WIB. “Kloter pertama rencananya akan terbang 2 Mei pukul 07.40 WIB.”
Pesawat tersebut lebih ramping, kapasitasnya lebih sedikit dibandingkan dengan pesawat yang digunakan pada penerbangan haji 2023, yakni Boeing 747-400 dengan kapasitas 450 penumpang.
“Pesawat ini isinya lebih sedikit, lebih kecil dan ramping. Tentu lebih hemat bahan bakar, kemudian full entertain di kabin. Tingkat kenyamanan untuk jemaah haji juga baik dari sebelumnya,” ungkapnya.
Setiap penerbangan ada 14 crew kabin yang akan bertugas dan tidak semua crew kabin merupakan orang Arab Saudi, Yusuf menuturkan, ada 3 orang crew asal Indonesia yang tujuannya menjembatani komunikasi dengan jemaah haji.
“Seperti penyediaan menu makanan selama penerbangan supaya tidak miss komunikasi,” tegasnya.
Jemaah haji akan mendapatkan makan sebanyak dua kali untuk makanan berat dan satu kali untuk makanan ringan saat penerbangan.
Untuk makanan yang disajikan juga akan disesuaikan dengan kondisi jemaah haji, terutama bagi jemaah yang risiko tinggi maupun lanjut usia (lansia).
“Dapat tiga kali menu makanan. Dua kali makanan berat dan satu kali makan ringan dengan beberapa menu yang sudah ditetapkan,” ungkapnya.
Bagi setiap jemaah haji mendapatkan bagian bagasi sebanyak 32 kilogram (kg) untuk koper dan tas kabin 7 kg.
Oleh karena itu, dia berpesan kepada jemaah untuk tidak membawa barang bawaan terlalu banyak bahkan yang tidak dirasa penting selama beribadah haji.
Sementara itu, pada penyelenggaraan haji tahun 2025 Kementerian Agama (Kemenag) menggunakan tiga maskapai penerbangan untuk mengangkut jemaah dari Indonesia.
Selain Saudia, juga ada maskapai Garuda Indonesia dan Lion Air yang akan mengangkut jemaah di masing – masing embarkasi.
Pesawat Saudia, yakni Airbus 330-300 akan membawa jemaah haji asal Embarkasi Surabaya sebanyak 97 kloter dengan total jemaah 36.518 orang.
Jemaah haji tersebut tidak hanya berasal dari Jawa Timur, tetapi juga jemaah asal Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Bali.
Dijadwalkan Kamis, 1 Mei jemaah haji asal Kediri akan menjadi kloter pertama yang akan masuk ke asrama haji sekitar pukul 07.00 WIB. B