Kemenhub Pastikan Penyeberangan di Ketapang Berjalan Normal Meski Jalur Gumitir Ditutup

Aktivitas penyeberangan di lintas Ketapang - Gilimanuk. (dok. hublakemenhub)
Bagikan

Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan (Ditjen Hubla Kemenhub) memastikan bahwa pelayanan penyeberangan di lintas Ketapang – Gilimanuk tetap berjalan meskipun terjadi antrean kendaraan di sekitar pelabuhan.

Saat ini, sebanyak 27 kapal beroperasi, terdiri dari 19 unit kapal di Dermaga MB I-IV, 7 unit kapal di Dermaga LCM dan 1 unit kapal perbantuan di Dermaga Bulusan Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi.

“Kami tegaskan bahwa pelayanan transportasi laut di Pelabuhan Ketapang tidak berhenti. Kami tetap menjalankan operasional dengan prioritas utama pada keselamatan pelayaran, baik bagi penumpang maupun kapal,” ujar Direktur Jenderal Perhubungan Laut Muhammad Masyhud pada Sabtu (26/7/2025).

Pascamusibah tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya, Ditjen Hubla telah melakukan pengecekan teknis menyeluruh terhadap kapal – kapal jenis LCT yang beroperasi di Dermaga LCM Ketapang Banyuwangi.

“Pemeriksaan kami lakukan ketat, tidak ada kompromi dalam hal kelaikan kapal. Komitmen kami adalah untuk memastikan seluruh unsur keselamatan ditaati sepenuhnya,” jelasnya.

Kapasitas maksimal kapal LCT yang hanya 300 ton, sehingga membatasi muatan maksimal setiap kapal hanya 6 truk tronton.

Sementara itu, jumlah kendaraan yang ingin menyeberang ke Bali maupun wilayah Timur, seperti Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT) cukup tinggi. Hal ini turut menjadi pemicu antrean kendaraan di area pelabuhan.

Selain itu, kemacetan yang terjadi sejak 17 Juli 2025 juga dipicu oleh penutupan ruas Jalur Gumitir, jalur utama penghubung Banyuwangi dan Jember, yang saat ini sedang diperbaiki secara menyeluruh.

Penutupan jalur tersebut menyebabkan pengalihan arus kendaraan logistik menuju akses lain yang bermuara ke Pelabuhan Ketapang, menambah beban lalu lintas di kawasan sekitar pelabuhan.

Menanggapi situasi tersebut, Ditjen Hubla menghimbau kepada seluruh pengguna jasa dan pengemudi logistik untuk selalu memperbarui informasi kondisi jalan menuju pelabuhan, serta mengikuti pengaturan lalu lintas dari petugas kepolisian dan petugas di lapangan.

Meski adanya ketidaknyamanan yang dirasakan para pengguna jasa, diharapkan pengertian masyarakat bahwa keselamatan pelayaran dan kepadatan jalur darat adalah dua hal yang perlu menjadi perhatian bersama.

Masyarakat dihimbau untuk memantau informasi kondisi jalan secara berkala dan mematuhi aturan di lapangan agar perjalanan tetap aman dan efisien.

Adapun data terakhir menunjukkan bahwa aktivitas bongkar muat di semua dermaga masih berlangsung lancar dengan muatan yang didominasi oleh kendaraan barang atau logistik.

Sebanyak 27 kapal telah dioperasikan untuk melayani lintasan LCM Ketapang – Gilimanuk dengan pola dan trayek yang terencana baik, serta optimal.

Cuaca berdasarkan data Badna Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) juga mendukung, dengan kondisi berawan dan gelombang 0,2 meter hingga 0,8 meter.

Ditjen Hubla telah mengambil sejumlah langkah strategis untuk mendukung percepatan layanan penyeberangan rute Ketapang – Gilimanuk.

Langkah – langkah tersebut mencakup penambahan armada kapal yang saat ini telah mulai beroperasi, dan rencana penambahan kapal lainnya akan terus diupayakan guna memastikan kebutuhan penyeberangan di lintas Ketapang – Gilimanuk dapat terpenuhi secara optimal.

Selain itu, percepatan proses bongkar muat, pengaturan armada kapal sesuai kapasitas dermaga dan koordinasi intensif dengan stakeholder terkait tetap menjadi bagian dari upaya berkelanjutan.

Ditjen Hubla akan terus memantau dan mengevaluasi situasi di lapangan, bahkan kepada masyarakat, dimohon untuk bersabar, mengikuti arahan petugas dan selalu memprioritaskan keselamatan selama dalam perjalanan. B

 

Komentar

Bagikan