Pemerintah Dorong Pengembangan Truk Listrik untuk Kurangi Polusi Udara

Truk listrik Volvo. (dok. volvogroup)
Bagikan

Pemerintah terus mendorong elektrifikasi kendaraan, termasuk pengembangan truk listrik sebagai salah satu solusi untuk mengurangi polusi udara.

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjelaskan, program elektrifikasi kendaraan khususnya di Jakarta menunjukkan kemajuan pesat, terutama pada sepeda motor, mobil dan bus Transjakarta.

“Kita sudah semakin baik untuk kendaraan roda dua, kendaraan mobil, kemudian juga bis di Jakarta, Transjakarta sudah 300 (bus) itu sudah beroperasi, sudah di deploy,” ujarnya dalam acara Clean Air Forum di Jakarta, baru – baru ini.

Namun, Menko AHY mengakui bahwa upaya konversi truk angkutan barang dari solar ke listrik masih cukup mahal.

Selain itu, dia juga menyoroti masalah truk Over Dimension Over Load (ODOL) dan menegaskan bahwa pemerintah sedang gencar berupaya menghilangkan praktik ODOL, karena dampaknya yang sangat merugikan.

Risiko utama yang disoroti adalah keselamatan, dengan ODOL terbukti menjadi penyebab banyak kecelakaan lalu lintas. Selain itu, praktik ini juga menyebabkan kerusakan jalan yang parah.

Setiap tahun, pemerintah mengalokasikan Rp41 triliun untuk memperbaiki jalan rusak dan berlubang.

Menurut Menko AHY, jika ODOL ini berhasil dihilangkan maka biaya perbaikan jalan rusak itu bisa dialihkan untuk melakukan konversi kendaraan dari BBM ke listrik.

“Padahal, Rp41 triliun itu bisa jadi apa? Kalau kita willing to spend cost untuk memperbaiki jalan, seharusnya kita punya sumber daya untuk melakukan konversi atau memperbaiki atau menjalankan aturan secara ketat,” ungkapnya.

Dalam acara tersebut, Systemiq bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) dan berbagai pemangku kepentingan kunci dari pemerintah, lembaga think tank, masyarakat sipil, LSM, industri dan pelaku bisnis, merilis serangkaian temuan penting mengenai kualitas udara Jakarta.

Inventarisasi emisi tahun 2023 dalam laporan ini mengungkapkan bahwa sumber utama polusi udara di Jakarta adalah transportasi, industri, pembangkit listrik, pembakaran sampah dan konstruksi.

Transportasi menjadi kontributor terbesar, menyumbang 65% dari emisi NOX, 90 persen dari CO dan 61% dari emisi PM2.5. B

 

Komentar

Bagikan