Stasiun Bekasi menjadi simpul integrasi strategis yang memperkuat transformasi layanan dan mendukung strategi modernisasi perkeretaapian nasional demi meningkatkan konektivitas dan mobilitas masyarakat secara berkelanjutan.
Menurut Vice President Public Relations PT Kereta Api Indonesia (KAI) Anne Purba, Stasiun Bekasi terus menunjukkan geliatnya sebagai simpul transportasi strategis di wilayah Timur Jakarta.
Selain melayani pelanggan harian Commuter Line, Stasiun Bekasi juga menjadi titik naik dan turun penting bagi pengguna Kereta Api Jarak Jauh (KAJJ).
“Fungsi ganda inilah yang menjadikan Stasiun Bekasi bukan sekadar stasiun perlintasan, tetapi mode utama dalam sistem mobilitas urban dan antarkota,” katanya di Jakarta.
Anne menjelaskan bahwa peningkatan pengguna Stasiun Bekasi tak terlepas dari fungsinya yang kini lebih kompleks dan strategis.
“Bekasi kini tidak hanya menjadi kota penyangga, tapi pusat pergerakan. Perannya dalam sistem Commuter Line maupun kereta jarak jauh sangat penting dalam mendistribusi arus penumpang di koridor timur,” ujarnya.
Anne menyebutkan, data mencatat lonjakan pengguna Commuter Line di Stasiun Bekasi, dari 9.426.792 pada tahun 2023 menjadi 10.890.061 penumpang berangkat dan 10.299.789 penumpang tiba pada tahun 2024.
“Ini berarti terjadi peningkatan keberangkatan sekitar 15,5% dan penurunan sebesar 9,3% dalam waktu satu tahun,” tegasnya.
Tren positif berlanjut pada awal tahun 2025 dengan 3.575.241 penumpang berangkat dan 3.391.138 penumpang tiba selama periode Januari – April 2025.
Untuk layanan KAJJ, Stasiun Bekasi juga mencatat lonjakan. Pada tahun 2023, jumlah penumpang KAJJ tercatat 855.538 orang dan naik drastis menjadi 1.155.880 penumpang di tahun 2024 atau meningkat 35,1%.
Pada Januari – April 2025, sebanyak 423.604 penumpang telah menggunakan layanan KAJJ dari dan ke Stasiun Bekasi, mencerminkan 36,6% dari capaian tahun sebelumnya hanya dalam empat bulan.
Peran Stasiun Bekasi sangat besar dalam mendekatkan layanan KAJJ ke masyarakat wilayah Timur Jakarta, seperti Bekasi – Tambun – Cibitung hingga Cikarang, dengan volume penumpang naik dan turun KAJJ lebih dari satu juta per tahun, mengurangi kebutuhan ke Pasar Senen dan Gambir.
Peningkatan volume penumpang didukung fasilitas baru gedung Stasiun Bekasi seluas 3.600 meter persegi yang lengkap dengan ruang tunggu menggunakan AC, fasilitas disabilitas, lift, eskalator, mushala, vending machine ticket, dan digital signage modern.
Penataan peron dan jalur di stasiun telah diatur ulang agar layanan Commuter Line dan KAJJ berjalan efisien tanpa tumpang tindih dan secara antarmoda terintegrasi dengan Trans Patriot, angkot, ojek daring, serta terminal bus kota sebagai moda lanjutan.
Stasiun Bekasi juga bagian proyek nasional Double – Double Track Manggarai – Cikarang yang memisahkan jalur Commuter Line dan KAJJ untuk meningkatkan kapasitas, headway, keandalan waktu tempuh, frekuensi layanan, dan kenyamanan penumpang.
Revitalisasi Stasiun Bekasi bertujuan mendukung konektivitas wilayah penyangga ibu kota dan menjadi alternatif keberangkatan KAJJ, mengurangi beban stasiun besar Jakarta, dengan koordinasi bersama DJKA dan Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi dalam perencanaan jangka panjang.
Selama Januari – April 2025, lintas Cikarang Line melayani 26.534.509 pengguna Commuter Line, memperkuat koridor Bekasi – Cikarang sebagai utama pergerakan masyarakat ke pusat Jakarta, mendukung pengembangan kapasitas layanan dan kemajuan transportasi rel publik adaptif masa depan. B