PT Dirgantara Indonesia (PTDI) tengah menggodok pengembangan ekosistem dirgantara di Bali Utara dengan memanfaatkan Bandara Letkol Wisnu, Buleleng.
Ikon pengembangan ekosistem dirgantara adalah pesawat terbang hasil karya anak bangsa, yaitu N219.
Direktur Niaga, Teknologi dan Pengembangan PT Dirgantara Indonesia, Mohamad Arif Faisal menjelaskan, pihaknya menargetkan wisatawan yang ingin terbang langsung dari Denpasar ke Buleleng atau dari Surabaya dan daerah lainnya tanpa perlu harus melalui Denpasar.
“Kami sudah indikasikan juga di sini (Buleleng) cukup banyak komunitas-komunitas, misalkan komunitas diving. Misalkan, jualan paketnya dari Surabaya atau Banyuwangi yang langsung spot di Buleleng itu akan sangat menarik. Ini sedang kami kaji lebih dalam lagi untuk bisnis plan,” ujarnya di Bandara Ngurah Rai Bali.
Arif menuturkan, selama ini dari sisi pertumbuhan di Bali utara dan Bali selatan cukup timpang, sehingga diperlukan waktu sekitar tiga jam hingga empat jam perjalanan via darat dari Bali Selatan menuju Bali Utara.
Namun, di sisi lain pihaknya melihat Buleleng memiliki pariwisata yang sangat potensial, sehingga ke depan PT DI juga akan mengembangkan tourism flight untuk menjadikan Bandara Letkol Wisnu sebagai hub penerbangan pariwisata.
Menurut Arif, pesawat N129 dinilai paling tepat untuk melayani penerbangan di Bandara Letkol Wisnu.
Dibutuhkan waktu dua tahun hingga tiga tahun ke depan untuk memproduksi dan melakukan hal lainnya untuk pengembangan ekosistem dirgantara tersebut.
PTDI juga akan melakukan penandatanganan kesepakatan bersama Bappenas hingga Pemda terkait rencana di Bandara Letkol Wisnu dalam Bali International Airshow 2024.
Setelah itu, PT DI bakal menyusun time frame dengan harapan di 2025 telah mulai bergerak untuk persiapan.
“Mungkin dimulai dari hal sederhana dulu, seperti overlay dari landasan sehingga landasan sudah bisa dipakai kembali. Lalu, sedikit perbaikan fasilitas yang memang sudah lama ditinggalkan, sehingga nanti cukup nyaman digunakan mulai digunakan kembali,” jelas Arif.
Dalam pengembangan tersebut, PTDI juga bekerja sama dengan beberapa industri.
Salah satunya Bali International Flight Academy (BIFA) dan bekerja sama dengan masyarakat untuk dapat terlibat dalam operasional di Bandara Letkol Wisnu.
“Dengan adanya penerbangan ke sana dan mulai ramai tentunya, diharapkan multiplier efek dan tentunya ekonomi Bali utara dan sekitarnya mulai tumbuh juga. Perhotelan akan hidup, tempat wisata akan hidup,” tuturnya.
Penerbangan nantinya tidak hanya dilakukan ke Bandara I Gusti Ngurah Rai – Buleleng saja. Namun, juga rute Surabaya – Buleleng dan Banyuwangi – Buleleng.
“Turis yang flight juga bisa diarahkan misalkan ke Pulau Menjangan dan lainnya di sana,” ungkapnya.
Mengenai jumlah pesawat hingga kisaran harga tiket penerbangan di Bandara Letkol Wisnu, Arif menambahkan, hal masih dalam pembahasan, terlebih saat ini PTDI masih dalam proses business plan. B