Kemenhub Tingkatkan Keselamatan dan Keamanan Pelayaran di Maluku

Pelabuhan Larat di Pulau Larat, Kecamatan Tanimbar Utara, Kabupaten Maluku Tenggara Barat. (dok. istimewa)

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) cq Direktorat Jenderal Perhubungan Laut terus meningkatkan peran pelabuhan sebagai pendorong perekonomian di suatu daerah, termasuk di Provinsi Maluku.

Syarat utama pelabuhan agar dapat memberikan kontribusi bagi aktivitas perekonomian adalah harus memenuhi unsur keselamatan dan keamanan pelayaran di wilayah perairan tersebut dalam hal ini Pelabuhan Larat.

Pelabuhan Larat merupakan pelabuhan yang berlokasi di Pulau Larat, wilayah Kabupaten Maluku Tenggara Barat Kecamatan Tanimbar Utara.

Menurut Direktur Kenavigasian Kemenhub Hengki Angkasawan, pelabuhan ini melayani kebutuhan transportasi kapal penumpang tradisional dan trayek kapal perintis ke daerah Tual, Yaru dan Wunlah, serta melayani kebutuhan logistik.

“Transportasi merupakan bagian dari unsur vital dalam kehidupan bangsa dan dalam memupuk kesatuan dan persatuan bangsa,” katanya dalam acara Focus Group Discussion (FGD) Penetapan Alur-Pelayaran Masuk Pelabuhan Larat yang digelar di Bogor, Kamis (13/10/2022).

Hengki menjelaskan, sistem transportasi yang ada dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan mobilitas penduduk dan sumber daya lainnya yang dapat mendukung terjadinya pertumbuhan ekonomi dan perkembangan daerah sekitarnya.

“Seiring dengan perkembangan daerah, wilayah Larat menjadi pusat pertumbuhan produksi perkebunan, pariwisata dan memiliki potensi-potensi alam yang belum tergali sepenuhnya. Dengan penetapan alur-pelayaran ini diharapkan dapat menggali potensi-potensi tersebut,” jelasnya.

Baca juga :   Kemenhub Terus Genjot Pendanaan Kreatif Pembangunan Infrastruktur Transportasi

Penetapan alur-pelayaran merupakan salah satu pembangunan di bidang transportasi laut yang bertujuan untuk mendukung pembangunan sektor lainnya dalam mewujudkan sasaran pembangunan nasional di seluruh wilayah Indonesia.

“Penataan alur-pelayaran sudah selayaknya dilaksanakan untuk dapat segera ditetapkan dalam memperoleh alur pelayaran yang ideal dan memenuhi berbagai aspek kepentingan keselamatan dan kelancaran bernavigasi serta melindungi kelestarian lingkungan maritime,” ungkap Hengki.

Implementasi penetapan alur-pelayaran masuk Pelabuhan Larat Provinsi Maluku diperlukan secara konsisten serta komitmen kuat dari setiap pemangku kepentingan di bidang perhubungan guna membangkitkan transportasi dengan peran masing-masing dalam menjaga keselamatan, keamanan pelayaran di wilayah perairan Pelabuhan Larat Provinsi Maluku.

Adapun FGD penetapan alur-pelayaran yang digelar hari ini merupakan tahapan mekanisme dalam rangka menyempurnakan rancangan Keputusan Menteri Perhubungan tentang Penetapan Alur-Pelayaran Masuk Pelabuhan Larat di Provinsi Maluku Untuk Mendukung Kelancaran Arus Penumpang Maupun Barang Di Pelabuhan Larat.

“Sebelumnya telah dilaksanakan survei oleh tim surveyor Distrik Navigasi Kelas III Tual. FGD ini menjadi sarana untuk bertukar pikiran dalam peningkatan keselamatan, keamanan pelayaran transportasi laut,” tuturnya.

Alur-pelayaran harus ditetapkan dengan batas-batas yang ditentukan secara jelas berdasarkan koordinat geografis dan dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran, serta perlu dicantumkan dalam peta laut dan buku petunjuk pelayaran.

Baca juga :   KAI Sosialisasikan Kembali KA Batara Kresna

Kemudian diumumkan melalui maklumat pelayaran maupun berita pelaut Indonesia.

Kasubdit Info Nautika Pusat Hidro-Oseanografi Angkatan Laut (Pushidrosal) Letkol Dhony mengatakan, alur-pelayaran Pelabuhan Larat memiliki panjang alur ± 3,1 km, lebar 132 m dan kedalaman 5 meter hingga 70 meter.

“Terdapat tiga SBNP existing. Tidak Terdapat Objek Rintangan Navigasi Bawah Laut (ranjau laut, kabel dan pipa bawah laut). Sekitar alur diluar koridor terdapat budidaya rumput laut dan bagan serta beberap tiang listrik,” ungkapnya.

Selain itu, arus max 0,117 m/s arah Barat, Angin max 9,61 m/s dari Barat dan gelombang max 2 meter (Maret).

Memiliki Tipe Pasut Campuran Condong Harian Ganda, dengan Z0:110 cm dan tidak berada dalam area konservasi (RZWP3K Provinsi Maluku).

Sementara itu, Koordinator Kelompok Pengamatan Laut Disnav Tual Mulyadi Koedoeboen mengungkapkan, tim surveyor telah melaksanakan berbagai pengamatan dengan menggunakan berbagai metode.

“Sistem rute dari hasil perhitungan desain alur, sistem rute yang direkomendasikan di pelabuhan Larat adalah sistem dua arah (two way routes),” ujarnya. I

 

Komentar