Kementerian Perhubungan (Kemenhub) meminta pemisahan usaha atau spin off dua bandara tersibuk di Indonesia yang tengah direncanakan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tidak mengganggu kelancaran pelayanan penerbangan.
Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati menjelaskan, rencana spin off untuk Bandara Soekarno-Hatta Tangerang dan Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali pada dasarnya berada di Kementerian BUMN.
Pasalnya, Kementerian BUMN merupakan pemegang saham terbesar dua perusahaan pengelola bandara, yakni PT Angkasa Pura I (Persero) atau Angkasa Pura Airports dan PT Angkasa Pura II (Persero).
Sementara itu, Kemenhub berfokus pada keselamatan, keamanan dan kenyamanan layanan penerbangan.
Maka dari itu, lanjut Adita, Kemenhub meminta agar rencana ini tidak mengganggu ketiga aspek tersebut.
“Bagi kami, yang penting tiga aspek tersebut tetap diutamakan dan tidak ada hal-hal yang mengganggu kelancaran layanan penerbangan, khususnya bagi penumpang dan masyarakat luas,” katanya.
Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan, Kementerian BUMN tengah mengkaji rencana pemisahan atau spin off Badan Usaha Bandar Udara (BUBU).
Beberapa pemisahan yang direncanakan di antaranya untuk Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng dan Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali.
Kartika mengungkapkan, keduanya nantinya akan di spin off menjadi operating company dan BUBU tersendiri.
Dia menilai spin off kedua bandara itu akan meningkatkan kelincahannya dalam mencari investasi atau pendanaan.
“Hal ini juga akan berdampak pada ekspansi yang semakin mudah,” ungkapnya.
Kartika menilai spin off kedua bandara itu akan meningkatkan kelincahannya dalam mencari investasi atau pendanaan.
“Jakarta dan Bali harus terpisah, karena kalau nanti digabungkan dengan keseluruhan, dia kemampuan fundraising-nya kurang,” tegasnya.
Namun demikian, Kartika belum dapat memastikan kapan spin off tersebut dapat dieksekusi.
Dia mengatakan, rencana tersebut harus mendapat restu dari Kemenhub terlebih dahulu.
“Kalau Peraturan Menteri Perhubungannya mengizinkan kita untuk melepas Bali sama Soekarno-Hatta sebagai operating company terpisah, akan kita lakukan,” tutur Kartikq. B