Kemenhub Dorong Pengelola Pelabuhan Bangun Green Port

Konsep Green and Smart Port. (dok. bjtiport.co.id)

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mendorong para pengelola pelabuhan di Indonesia agar membangun pelabuhan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan (green and smart port).

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mendorong para pengelola pelabuhan untuk membangun pelabuhan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan.

Green and smart port bukan hanya menjadi konsep, tetapi menjadi suatu keharusan yang harus dibangun secara konsisten,” ujarnya saat hadir dalam kegiatan Penghargaan Green Port 2022 bertema Indonesia Menuju Pelabuhan Berkelanjutan Kelas Dunia, yang diselenggarakan Kemenko Marves di Jakarta, Rabu (28/12).

Menhub menjelaskan, pelabuhan tidak hanya memiliki kepentingan ekonomi saja, tapi juga memperhatikan lingkungan dan juga inklusif atau punya kepedulian sosial di kawasan sekitarnya.

“Seperti yang dilakukan bapak Presiden di Bali dengan menanam mangrove, dan upaya-upaya lainnya,” ungkapnya.

Greenport atau pelabuhan berwawasan lingkungan atau juga eco port, adalah istilah pelabuhan yang dalam manajemen dan operasionalnya memperhatikan aspek-aspek sosial, ekonomi dan lingkungan bukan hanya profit/keuntungan secara bisnis semata.

Baca juga :   Museum Transportasi TMII Punya Wajah Baru Pajang Koleksi Kendaraan Listrik

Konsep pelabuhan hijau adalah bagian dari komitmen pelabuhan-pelabuhan di dunia untuk mengurangi emisi karbon.

Beberapa negara yang telah menerapkan konsep ini antara lain Belanda (Rotterdam), USA (Los Angeles), Jerman (Hamburg), Jepang, dan Korea Selatan, sedangkan untuk kawasan Asean, Singapura dan Malaysia tengah melangkah dalam menerapkan konsep pelabuhan hijau ini.

Menhub menuturkan, kegiatan kepelabuhanan memiliki dampak langsung pada lingkungan, seperti tumpahan minyak, yang dapat mencemari lingkungan.

Untuk itu, lanjutnya, pengelola pelabuhan perlu menyiapkan langkah-langkah untuk menetralisir dampaknya.

Menhub menjelaskan, Kemenhub berkomitmen untuk berupaya mengimplementasikan green port di Indonesia dengan menetapkan kebijakan-kebijakan untuk menjamin kelestarian lingkungan di pelabuhan.

“Semoga kegiatan award ini bisa memberikan stimulus bagi para pengelola pelabuhan dan stakeholders terkait lainnya di sektor pelayaran, untuk melakukan upaya secara sistematis dan menunjukkan komitmennya untuk turut menjaga lingkungan, selain fungsi ekonomi. Untuk mewujudkan green port, perlu komitmen kita semua,” tutur Menhub.

Baca juga :   Ditjen Perhubungan Laut Tingkatkan Kompetensi Duta Pelayanan Publik

Pemerintah melalui Kemenko Marves menargetkan 149 pelabuhan di Indonesia akan menerapkan green and smart port pada 2024. Saat ini, sudah ada 14 pelabuhan yang menerapkan.

Adapun sejumlah pengelola pelabuhan yang menerima penghargaan, di antaranya Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) Petrokimia Gresik, PT Krakatau Bandar Samudera-Terminal Umum Krakatau Bandar Samudera, Terminal Khusus PT Pupuk Kalimantan Timur dan PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Regional 3 Sub Regional Bali Nusra Pelabuhan Benoa.

Selain itu, PT Pelindo Terminal Petikemas-Terminal Petikemas Semarang, PT Terminal Teluk Lamong, PT IPC Terminal Petikemas-Tanjung Priok, PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Regional 3-Pelabuhan Tenau Kupang, PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Regional 2 Banten-Pelabuhan Ciwandan, dan PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Regional 2 Pontianak Terminal Kijing. B

 

Komentar