Kemenhub Buka Opsi Jalur KA Argo Parahyangan Jadi Angkutan Barang

Kereta Parahiyangan rute Jakarta Bandung Pulang Pergi (PP). (dok. KAI Daop 1 Jakarta). (dok. kaidaop1jakarta)

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) membuka opsi untuk menjadikan jalur Kereta Api (KA) Argo Parahyangan untuk angkutan barang saat Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) beroperasi.

Plt Dirjen Perkeretaapian Kemenhub Mohamad Risal Wasal menilai angkutan barang bisa jadi opsi ketimbang mematikan KA Argo Parahyangan.

“KA Argo Parahyangan untuk penumpang, bukan untuk barang. Artinya memang kalau nanti pun KCJB sudah jalan, maka tidak menutup kemungkinan jalur lama itu kita dedicated untuk angkutan barang. KA Argo Parahyangan tetap ada, tapi angkutan barang ditingkatkan,” katanya di Kompleks DPR, Kamis (8/12/2022).

Jadi, lanjut Risal, bisa lebih memfokuskan juga angkutan barang di jalur yang saat ini Jakarta-Bandung.

Menurutnya, jangan jadikan KA Argo Parahyangan saingan kereta cepat. Risal menekankan kalimat yang lebih tepat adalah saling melengkapi.

Selain karena pangsa pasar yang berbeda, jalur dua kereta yang bisa mengantarkan penumpang dari Jakarta-Bandung ataupun sebaliknya itu juga berbeda.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Dwiyana Slamet Riyadi mengatakan optimistis meski KA Argo Parahyangan tetap beroperasi saat kereta cepat rampung.

“Jangan tanya saya. Jalurnya beda. KA Argo Parahyangan 1.067 mm jalurnya, kami (kereta cepat) 1.435 mm, kan beda. Memang beda jalur. Kalau sesuai perhitungan demand forecast Polar UI ya kita optimis dong,” jelasnya.

Baca juga :   Kemenparekraf Dorong Santri Jadi Bagian Santri Digitalpreneur

Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir sempat menyinggung soal potensi membuka jalur KA Argo Parahyangan menjadi kereta barang.

Hal itu disampaikan Erick usai rapat kerja dengan Komisi VI DPR pada Senin (5/12/2022). Dia menjelaskan, kalau kebijakan terkait perkeretaapian ada di tangan Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi.

Meski begitu, Erick memastikan memiliki kesamaan dengan Menhub Budi mendorong ekosistem logistik secara menyeluruh di Jawa Barat.

Nah, untuk kereta, kan bisa juga jadi kereta barang. Karena Indonesia tidak punya kereta barang. Lalu, untuk penumpangnya, bisa pakai kereta cepat. Sinkronisasi ini yang memang harus dijalankan seperti pertanyaan bahan pokok tadi,” ungkapnya.

Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Dwiyana Slamet Riyadi menuturkan tentang waktu balik modal Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) di tengah permintaan perpanjangan masa konsesi hingga 80 tahun.

Dia menegaskan, perpanjangan konsesi dari semula 50 tahun masih belum final dan masalah perpanjangan menjadi 80 tahun atau tidak itu tergantung dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

Baca juga :   Kloter Pertama Jemaah Haji Asal Jabar Diberangkatkan

“Pertimbangan KCIC banyak. Situasi dan kondisi di lapangan, di proyek itu sudah berubah. Indikator-indikator investasi itu sudah banyak perubahan, yang paling kritis adalah terkait demand forecast,” ujarnya di Kompleks Gedung DPR, Kamis (8/12/2022).

Kedua, Dwiyana menyinggung soal revenue yang diharapkan dari proyek KCJB. Sebelumnya, penyumbang revenue berpaku pada Kawasan Berorientasi Transit (TOD).

Namun, lanjutnya, rencana itu ditunda dan anggaran yang ada difokuskan untuk penyelesaian konstruksi.

Ada juga kendala di mana rencana setoran modal PT PTPN VIII dalam bentuk lahan tidak disetujui oleh pemilik saham.

Menurut Dwiyana, kontribusi dalam bentuk lahan perlu dimonetisasi dahulu dan waktunya sudah tidak cukup.

Merespons tiga tantangan tersebut dan fakta adanya cost overrun, Dwiyana menambahkan KCIC perlu melakukan simulasi lanjutan untuk membuat visibilitas proyek kereta cepat bisa naik kembali.

Setelah hasil diskusi dengan beberapa konsultan, Dwiyana menjelaskan bahwa perpanjangan konsesi menjadi salah satu opsi yang harus diambil. Ia lantas menyinggung soal balik modal proyek KCJB. B

 

Komentar