InJourney Hospitality atau PT Hotel Indonesia Natour, member dari PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero)/InJourney, holding BUMN pariwisata dan aviasi merevitalisasi hotel legendaris di Grand Inna Malioboro.
Adapun, hotel tersebut kini bertransformasi menjadi Grand Hotel De Djokja.
Menurut Direktur Utama InJourney Hospitality Christine Hutabarat, revitalisasi Grand Hotel De Djokja merupakan bagian dari komitmen perusahaan dalam menciptakan ekosistem pariwisata yang berkelanjutan.
“Sebagai salah satu hotel pertama dan paling bersejarah di Yogyakarta, Grand Hotel De Djokja telah menjadi saksi milestone sejarah dan ikon arsitektur kolonial yang memadukan keanggunan gaya Eropa dengan estetika budaya Jawa,” jelasnya.
Dia menambahkan, melalui inisiatif strategis The Heritage Collection, pihaknya berupaya mengembalikan keagungan masa lalunya dengan menghadirkan pengalaman baru yang memadukan heritage dan modern, tanpa menghilangkan nilai-nilai autentik.
“Kami optimis, melalui revitalisasi ini dapat menghidupkan kembali semangat, narasi sejarah, kultural dan memperkuat posisi pariwisata berbudaya di tingkat nasional maupun global,” ungkapnya.
Sementara itu, General Manager Grand Hotel De Djokja Andreas Kahl menuturkan, transformasi tersebut sekadar pergantian nama, melainkan merupakan langkah strategis dalam menghidupkan kembali identitas historis dan nilai budaya Yogyakarta di panggung nasional dan internasional.
“Transformasi Grand Hotel De Djokja, bukan sekedar merevitalisasi sebuah hotel bintang lima, tetapi juga membangkitkan kembali nilai sejarah Yogyakarta yang dapat dinikmati oleh generasi masa kini dan mendatang. Heritage Legacy, Timeless Luxury bukan sekedar visi, namun juga misi kami kepada tamu dan masyarakat,” jelas Andreas.
Adapun, revitalisasi Grand Hotel De Djokja tidak hanya berfokus pada pemugaran fisik dan arsitektur bangunan, tetapi juga tetap mempertahankan elemen dan nilai – nilai historis yang terkandung di dalamnya.
Transformasi ini menjadi babak baru bagi hotel legendaris di jantung Malioboro, sebuah ikon hidup di mana sejarah, budaya dan kemewahan berpadu dalam satu narasi abadi, menegaskan posisi Yogyakarta sebagai destinasi heritage kelas dunia.
Sebagai informasi, sejarah Grand Hotel De Djokja berawal pada tahun 1911, ketika hotel tersebut dibangun oleh seorang arsitek asal Belanda sebagai salah satu hotel termewah yang menjadi tempat persinggahan para pejabat, bangsawan, hingga tokoh – tokoh penting internasional.
Hotel legendaris ini telah menjadi saksi perjalanan sejarah bangsa dan mengalami beberapa kali perubahan nama menjadi Hotel Asahi (1942), Hotel Merdeka (1948), Hotel Garuda (1950), Natour Garuda (1975), Inna Garuda (2001), Grand Inna Malioboro (2017).
Kini, lebih dari satu abad kemudian, hotel bersejarah ini kembali ke nama aslinya, Grand Hotel De Djokja, sebagai bentuk penghormatan terhadap akar sejarah dan warisan budaya Yogyakarta. B




