Destinasi Wisata Wellness Dapat Jadi Pemicu Pelaku Wisata Berkembang

Wamenparekraf/wakabaparekraf Angela Tanoesoedibjo saat meninjau destinasi wisata Wellness Rumah Atsiri Desa Plumbon, Tawangmangu, Jawa Tengah. (Istimewa)

Keberadaan destinasi wisata Wellness (kebugaran) unggulan dapat menjadi pemicu pelaku pariwisata lainnya untuk turut berkembang dan menjadikan Indonesia sebagai destinasi Pariwisata Kesehatan Dunia.

Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Wakil Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf/Wakabaparekraf) Angela Tanoesoedibjo memberikan apresiasi pada lokasi wisata Wellness.

“Saya mengapresiasi konsep yang dihadirkan di Rumah Atsiri, karena fasilitas dan atraksi yang dihadirkan di Rumah Atsiri sangat menarik dan juga ramah untuk anak-anak,” ujarnya saat meninjau destinasi wisata Wellness Rumah Atsiri yang berlokasi di Desa Plumbon, Tawangmangu, Jawa Tengah.

Wisata bertema Wellness Tourism #DiIndonesiaAja menjadi tren baru. Wellness tourism adalah wisata minat khusus yang bertujuan untuk menjaga kebugaran tubuh wisatawan.

Di Indonesia, pengembangan pariwisata di sektor kesehatan sebenarnya telah diinisiasi sejak tahun 2012. Harapannya, dapat mewujudkan Indonesia sebagai destinasi Pariwisata Kesehatan Dunia.

Baca juga :   Hotel Harper MT Haryono Adakan Pelatihan Canva dan Digital Marketing Untuk Bisnis Online

Global Wellness Institute melaporkan, pada 2017 diperkirakan bahwa wisata kesehatan global senilai US$639 miliar.

Nilai tersebut tumbuh dua kali lipat lebih cepat dari pariwisata umum dari tahun 2015 hingga tahun 2017.

Rumah Atsiri sebagai salah satu destinasi wisata Welleness ini merupakan tempat wisata yang mengolah tanaman aromatik untuk dibuat minyak atsiri atau essential oil.

Kawasan ini menawarkan fasilitas MICE butik, sejumlah atraksi, fasilitas seperti kebun tanaman atsiri, fasilitas laboratorium, rumah produksi, pusat pelatihan, restoran, toko, glamping, dan juga museum.

“Destinasi wisata ini menjadi menarik, karena memiliki laboratorium sains yang lengkap dan menjadi penyelenggara beragam kelas minyak atsiri, serta program-program yang sesuai untuk TK hingga SMA,” jelas Angela.

Laboratorium ini menyediakan kesempatan untuk bereksperimen membuat produk turunan dengan minyak atsiri sesuai dengan kemampuan wisatawan.

Baca juga :   Target 100 Desa Wisata di Majalengka Berpartisipasi di ADWI 2022

“Di Rumah Atsiri lengkap sekali ya, atraksi yang dihadirkan untuk wisatawan juga beragam. Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa bisa menikmati atraksi dan fasilitas di Rumah Atsiri, seperti membuat sabun, slime, dengan aroma yang bisa mereka pilih sendiri,” tuturnya.

Angela juga menyampaikan rasa kagumnya pada museum minyak atsiri yang menyajikan sejarah minyak astsiri dari sebelum masehi hingga tahun 2000-an.

Di museum ini, wisatawan dapat mengikuti perjalanan penemuan minyak astiri dan penyebarannya di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

“Museum ini juga memamerkan peralatan dan perlengkapan asli untuk membuat minyak atsiri. Penyampaian informasi sejarahnya juga dengan cara yang menarik,” ungka Angela.

Dalam kunjungan ini Wamenparekraf Angela didampingi oleh Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Event), Kemenparekraf/Baparekraf Rizki Handayani. B

 

Komentar