Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I Semarang (BTP Semarang), Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sukses menyelesaikan pembangunan Depo Perawatan Kereta Rel Listrik (KRL).
Depo yang berlokasi di Jebres, Surakarta ini memiliki luas hampir 8500 m2 (8.149,85). Sebagai angkutan massal unggulan di wilayah Jawa Tengah dan Daerah Iatimewa Yogyakarta (DIY), sarana KRL tentu membutuhkan dukungan fasilitas
perawatan untuk mempertahankan kualitas pelayanan dan minim gangguan.
Putu Sumarjaya, Kepala BTP Semarang menyatakan bahwa pembangunan Depo KRL Jebres ini merupakan salah satu lingkup pekerjaan elektrifikasi Solo Balapan-Solo Jebres-Palur (2020-2022).
“Elektrifikasi Solo Balapan-Solo Jebres-Palur ini lanjutan dari elektrivikasi Yogyakarta-Solo Balapan (2019-2021), pada Maret 2021 konektivitas angkutan KA perkotaan ini diresmikan Presiden Joko Widodo.
Animo masyarakat Yogyakarta dan Surakarta sangat bagus, waktu ada aturan pembatasan perjalanan, konektivitas ini bisa mengangkut 1,7 juta penumpang.
“2022 pandemi mulai landai, produksi penumpangnya naik signifikan hampir 4,4 juta penumpang. Awal operasi tahun 2021 sampai akhir Februari 2023 total angkutan penumpangnya 6,9 juta orang,” jelas Putu.
Rata-rata harian load factor KRL mendekati 68%, ada12.000-an orang per hari. Angkutan Lebaran tahun lalu, load factor puncaknya 109%, sekitar 26.000 penumpang sehari.
“Load factor puncakNatal 2022dan Tahun Baru 2023 sebesar 97,7%, dengan 24.000
penumpang, sudah perpanjangan pelayanan sampai Palur,” katanya.
Putu menambahkan bahwa seiring dengan bertambahnya frekuensi operasi, sarana KRL mutlak dijaga keandalannya, hal ini ditempuh dengan membangun depo perawatan yang mumpuni untuk kegiatan perawatan.
Selama dua tahun terakhir stabling dan perawatan KRL dilakukan di area Stasiun Solo Balapan dan Stasiun Klaten, setelah Depo resmi beroperasi perawatan harian, bulanan, tahunan sampai pencucian sarana KRL bisa dilakukan disini.
“Harapannya dengan kapasitas angkut yang bertambah, masyarakat tetap bisa nyaman, selamat memanfaatkan moda KRL dengan tarif yang terjangkau,” ungkapnya.
Lebih lanjut PPK Kegiatan Pengembangan 3, Albertus Dito menuturkan bahwa pembanguan Depo KRL ini paralel dengan pekerjaan Gardu dan Listrik Aliran Atas (LAA) Solo Balapan-Solo Jebres, serta penataan track layout Solo Jebres, total investasi senilai Rp 349,5 miliar yang bersumber dari
SBSN (Surat Berharga Syariah Negara).
“Akhir 2020, kami mulai pembangunan, selesai di Desember 2022. Jalur, bangunan depo, LAA, persinyalan semuanya sudah pengujian pertama, sudah safety assessment juga (Penilaian Sistem Keselamatan) jaminan bahwa semua prasarana tersebut laik
operasi,” ujarnya.
Sebagai informasi, bagian depo terdapat jalur 6 untuk pencucian kereta, jalur 7 (kapasitas 13 kereta) dan jalur 8 (kapasitas 14 kereta) untuk perawatan.
Sesuai Permenhub Nomor 18 Tahun 2019 tentang Standar Tempat Dan Peralatan Perawatan Sarana Perkeretaapian, area Depo terdiri dari bangunan sarana sebagai area utama perawatan KRL, bangunan kantor untuk kegiatan administrasi, ruang
peralatan dan penyimpanan suku cadang.
Terdapat juga bangunan untuk ruang istirahat, ruang pelayanan kesehatan, area ibadah, dan tempat pengolahan air bersih.
Ada peron, kolong (perawatan sisi bawah kereta), anjungan (perawatan sisi atas) dan area workshop.
Selain pembangunan Depo KRL, BTP Semarang juga melakukan pengadaan peralatan perawatan KRL antara lain peralatan angkat komponen, pesawat angkut, peralatan angkat sarana. Misalnya lifting jack (fungsi pengangkatan body kereta), overhead crane 2 ton x 7,5 ton dan 1 ton x 3 ton.
“Kami sangat bersyukur masyarakat bisa merasakan langsung manfaat dari pembangunan konektivitas KA perkotaan ini. Pemerintah ingin masyarakat makin mudah mengakses angkutan umum massal,” tutur Putu.
Stasiun Brambanan, Srowot, Ceper, Delanggu, Gawok direvitalisasi agar bisa untuk naik turun penumpang. Selain itu, ada tambahan pelayanan di Stasiun Jebres dan Palur.
“Semakin banyak yang terlayani konektivitas KRL, ada Depo perawatan juga. Lengkap, andal sarana dan prasarananya,” jelasnya. B