Angkasa Pura Airports Selesaikan Pembangunan dan Pengembangan Empat Bandara

Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) yang dikelola Angkasa Pura Airports. (dok. istimewa)

Angkasa Pura telah menyelesaikan empat pembangunan bandara dan pengembangan bandara sejak tahun 2018 hingga saat ini.

Hal ini dilakukan untuk meningkatkan potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui perwujudan konektivitas udara.

Keempat bandara tersebut ialah Terminal Baru Bandara Jenderal Ahmad Yani Semarang, Terminal Baru Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin, Perluasan Terminal dan Kereta Api Bandara Adi Soemarmo Solo, dan Yogyakarta International Airport (YIA) di Kulon Progo yang selesai dibangun 100% pada Maret 2020.

“Pencapaian ini terus kami kembangkan dengan berpegang pada prinsip triple bottom line yakni, ekonomi, lingkungan, dan social,” ujar Direktur Utama Angkasa Pura Airports Faik Fahmi melalui rilis perusahaan.

Menurutnya, hal ini terlihat melalui pembangunan bandara baru dan pengembangan bandara eksisting, dan perwujudan konektivitas udara di wilayah tengah dan timur Indonesia.

Terminal Baru Bandara Jenderal Ahmad Yani Semarang dan Terminal Baru Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin telah diresmikan Presiden Joko Widodo pada 7 Juni 2018 dan 18 Desember 2019.

Perluasan Terminal dan Kereta Api Bandara Adi Soemarmo Solo telah diresmikan oleh Menteri Perhubungan pada 29 Desember 2019.

Sementara itu, sejak tahun 2014 hingga tahun 2018, pertumbuhan pendapatan rata-rata tahunan (compound annual growth rate) mencapai 16,4% dengan rincian pendapatan pada tahun 2014 sebesar Rp4,8 triliun.

Pada 2015 sebesar Rp5,5 triliun, di tahun 2016 sebesar Rp6,3 triliun, tahun  2017 sebesar Rp7,5 triliun, dan pada tahun 2018 sebesar Rp8,9 triliun.

Baca juga :   Indonesia Butuh 2.000 Insinyur Kembangkan Industri Dirgantara

Pertumbuhan profit rata-rata (CAGR) pada periode tersebut mencapai 19,2% dengan rincian profit, yakni pada tahun 2014 sebesar Rp934 miliar, dan pada tahun 2015 sebesar Rp842 miliar.

Tahun 2016 sebesar Rp1,1 triliun, pada tahun 2017 sebesar Rp1,4 triliun, dan pada tahun 2018 sebesar Rp2 triliun.

Sebagai penyedia infrastruktur negara, Angkasa Pura Airports telah mengelola 15 bandara secara komersial di tengah dan timur Indonesia hingga tahun 2020.

Selain sebagai pusat distribusi logistik, bandara juga berfungsi sebagai penunjang ketahanan negara. Selain itu, bandara juga berguna untuk jalan masuk pasokan bantuan.

Pada awal Juni 2021, Angkasa Pura Airports telah menyelesaikan pengembangan Bandara Internasional Lombok Praya sebagai penunjang pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika yang merupakan lokasi penyelenggaraan Superbike 2021 dan MotoGP 2022.

Pengembangan yang dilakukan yaitu perluasan terminal menjadi 40.000 m2 yang dapat menampung tujuh juta penumpang per tahun yang dilanjutkan dengan perpanjangan landas pacu (runway) dari 2.750 meter menjadi 3.330 meter.

Selain itu, pengembangan Bandara Juanda Surabaya telah selesai pada awal tahun 2021.

Pengembangan ini termasuk pada perluasan Terminal I menjadi 91.700 meter persegi yang sebelumnya 62.700 meter persegi yang diikuti dengan penambahan kapasitas Terminal 1 menjadi 13 juta penumpang per tahun yang sebelumnya hanya tujuh juta per tahun.

Baca juga :   Tower Baru AirNav Banjarmasin Resmi Beroperasi

Bandara Juanda Surabaya juga melakukan overlay runway 10-28, rekonstruksi Apron B Terminal 2, dan perluasan terminal kargo internasional.

Pada pengembangan pariwisata Likupang sebagai salah satu destinasi pariwisata super prioritas, Angkasa Pura juga mengembangkan Bandara Sam Ratulangi Manado melalui perluasan terminal penumpang menjadi 57.296 meter persegi dari 26.481 meter persegi.

Dengan begitu, kapasitas terminal meningkat menjadi 5,7 juta per tahun dibanding sebelumnya yang hanya 2,6 juta per tahun.

Hingga Juli 2021, pengembangan Bandara Sam Ratulangi Manado telah mencapai 92% dan ditargetkan selesai pada akhir 2021.

Pada proyek pengembangan Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, terminal penumpang akan diperluas menjadi 166.815 meter persegi yang dapat menampung 15 juta penumpang per tahun dari luasan terminal eksisting 51.815 meter persegi dengan kapasitas tujuh juta penumpang per tahun.

Selain itu, Apron juga akan diperluas menjadi 385.346 meter persegi (kapasitas 53 parking stand) dari luasan eksisting yang hanya 185.500 meter persegi (kapasitas 42 parking stand).

Proyek pengembangan Bandara Sultan Hasanuddin Makassar sudah dimulai sejak tahun 2020. Hingga awal Agustus 2021, progress pengembangan Bandara Sultan Hasanuddin Makassar telah mencapai 70%. B

Komentar