
Sebuah tradisi dari Kuantan Singingi, Riau mendadak mencuri perhatian dunia dengan video yang viral di media sosial, seorang anak laki – laki berdiri di ujung perahu Pacu Jalur dengan gerakan penuh semangat.
Aksi tersebut menarik warganet Indonesia dan internasional hingga menciptakan tren Aura Farming, yang diikuti para pesohor dunia.
Secara berkelanjutan, fenomena ini membuka peluang besar untuk memperkenalkan kekayaan budaya dan pariwisata Indonesia ke pasar global.
Berangkat dari tekad tersebut, AirAsia MOVE mengajak wisatawan untuk mengeksplorasi festival perahu dayung serupa yang tersebar di berbagai daerah nusantara.
Marketing Manager AirAsia MOVE Indonesia Amelia Virginia menjelaskan bahwa melihat popularitas Pacu Jalur yang kini dikenal dunia, semakin memotivasi untuk mengajak traveler internasional datang dan menyelami kekayaan budaya Indonesia.
“Melalui AirAsia MOVE, siapa saja dapat dengan mudah merencanakan perjalanan hingga ke pelosok nusantara. Didukung ratusan maskapai global, kami ingin menghadirkan pengalaman berwisata yang lebih praktis dan menyenangkan,” jelasnya.
Pacu Jalur diyakini telah ada sejak abad ke-17. Lebih dari sekadar perlombaan, tradisi ini menjadi simbol gotong royong khas bangsa Indonesia.
Tidak heran jika balap perahu dayung dengan nuansa berbeda juga tumbuh di daerah lain, masing – masing mempunyai keunikan tersendiri.
Berikut ada tiga festival perahu dayung paling meriah di Indonesia yang patut dikenal di seluruh dunia:
Lomba Dayung Jukung
Setiap 17 Agustus, warga Banjarmasin (Kalimantan Selatan) yang dikenal sebagai Kota Seribu Sungai rutin menggelar lomba dayung jukung di Sungai Martapura.
Tradisi yang telah berlangsung sejak 1924 ini melibatkan masyarakat dari berbagai kalangan.
Selain menjadi wujud syukur atas Hari Kemerdekaan Indonesia, kompetisi ini sekaligus upaya melestarikan jukung, perahu tradisional Banjar yang dulu digunakan untuk transportasi, berdagang dan mencari ikan.
Perahu Naga
Mengadopsi budaya Tionghoa, salah satu Festival Peh Cun atau Festival Perahu Naga tertua di Indonesia diketahui berlangsung di Sungai Cisadane, Tangerang.
Perlombaan ini melibatkan 13 orang dalam satu tim yang mendayung perahu berhias kepala naga, diiringi tabuhan tambur atau genderang di bagian ujung.
Dentuman simbal dan letupan petasan turut menambah semarak yang memikat penonton.
Lomba Bidar
Mirip dengan lomba dayung jukung di Kalimantan, warga Palembang, Sumatra Selatan juga memiliki festival balap perahu Bidar di Sungai Musi untuk merayakan Hari Kemerdekaan Indonesia.
Kompetisi ini mempertandingkan perahu bidar sepanjang 25 meter hingga 30 meter yang dikayuh oleh lebih dari 20 orang.
Perlombaan ini tidak hanya menguji kecepatan, tetapi sarat makna dengan desain perahu yang ramping melambangkan kegigihan masyarakat, sementara gerakan mendayung serempak menjadi simbol kekompakan dalam meraih tujuan bersama.
Ketiga festival perahu dayung tersebut hanyalah sebagian kecil dari ragam tradisi yang hidup di nusantara, sehingga masyarakat dapat merencanakan perjalanan bersama AirAsia MOVE untuk menyaksikan lebih banyak keindahan budaya Indonesia di seluruh destinasi. B