Sejumlah fasilitas transportasi di Provinsi Aceh, Sumatra Utara (Sumut) dan Sumatra Barat (Sumbar) terdampak banjir yang melanda wilayah tersebut sejak beberapa hari terakhir.
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melakukan berbagai upaya pemulihan layanan transportasi yang terdampak banjir, terutama untuk mendukung mobilitas masyarakat dan logistik.
“Kami turut berduka atas bencana yang menimpa saudara – saudara kita di Sumatra. Insya Allah warga yang terdampak diberi kekuatan dan ketabahan,” ujar Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi.
Hingga saat ini sejumlah layanan transportasi baik darat, laut, udara dan perkeretaapian di beberapa wilayah di Sumatra masih terdampak banjir.
Untuk itu, Kemenhub terus berkoordinasi dengan stakeholders terkait dalam upaya pemulihan layanan dengan tetap mengutamakan keselamatan dan keamanan.
Berdasarkan laporan satuan kerja Kemenhub wilayah Aceh, Sumatra Utara dan Sumatra Barat, sejumlah infrastuktur transportasi darat, laut dan perkeretaapian yang terdampak antara lain:
1. Pelabuhan Lhokseumawe, Aceh.
2. Pelabuhan Penyeberangan Singkil, Aceh.
3. Jalur kereta api lintas Stasiun (St) Krueng Geukueh – St. Bungkaih – St. Krueng Mane, Aceh.
4. Terminal Tipe A Lhokseumawe, Aceh.
5. Terminal Tipe A Langsa, Aceh.
6. Pelabuhan Sibolga, Sumatra Utara.
7. Terminal Tipe A Amplas, Sumatra Utara.
8. Terminal Tipe A Pinang Baris, Sumatra Utara.
9. Terminal Tipe A Sibolga, Sumatra Utara.
10. Terminal Tipe A Tarutung, Sumatra Utara.
Pada transportasi udara, sejumlah bandar udara (bandara) dilaporkan dalam kondisi aman dan beroperasi normal.
Namun, akses jalan menuju beberapa bandara terhambat banjir atau longsor, seperti pada Bandara DR. F.L. Tobing, Sibolga, Sumatra Utara dan Bandara Rembele di Takengon, Aceh.
Sementara itu, di wilayah Sumatra Barat, dampak banjir pada infrastruktur transportasi cenderung minim.
Kegiatan operasional di Pelabuhan Teluk Bayur, Bandara Internasional Minangkabau (BIM) dan sejumlah terminal berjalan kondusif dan normal.
Menurut laporan, saat ini kondisi sarana dan prasarana di beberapa tempat dilaporkan aman meski terdapat beberapa titik banjir dan longsor, dengan akses ke beberapa lokasi terputus.
Secara paralel, juga tengah dilakukan identifikasi sarana dan prasarana yang terdampak untuk dilakukan perbaikan.
“Kami terus memastikan pelayanan dapat berjalan dengan baik. Kalau nantinya upaya pemulihan sesuai hasil identifikasi. Seperti contohnya Terminal Amplas masih terendam, nanti akan dilihat kerusakannya dan tentunya diupayakan perbaikan secepatnya,” ungkap Menhub.
Pada akses darat yang tidak dapat dilalui akibat banjir dan longsor, Kemenhub langsung memobilisasi dukungan transportasi udara maupun laut untuk memastikan pasokan bantuan bagi warga terdampak tetap berjalan.
Beberapa terminal juga difungsikan sebagai tempat pengungsian sementara bagi warga terdampak.
Untuk jalur kereta api, Kemenhub terus memantau kondisi di titik – titik rawan bencana yang terdampak banjir dan longsor di Aceh, Sumatra Utara dan Sumatra Barat.
Sebagai upaya tindak lanjut sementara, Kemenhub bersama pemangku kepentingan terkait telah menerjunkan alat berat dan material berupa rel bekas untuk meminimalisir dampak banjir dan longsor.
Kemenhub mengimbau masyarakat untuk selalu memperbaharui informasi sebelum melakukan perjalanan, terutama bagi yang melewati jalur – jalur terdampak banjir, mengingat masih banyak sarana transportasi terdampak yang belum dapat beroperasi.
“Ke depan, kami juga akan lakukan berbagai evaluasi dampak banjir dan longsor pada seluruh fasilitas transportasi yang ada. Upaya ini untuk memastikan kelancaran mobilitas masyarakat, distribusi logistik dan mendukung percepatan penanganan darurat di daerah yang terisolasi akibat kerusakan infrastruktur,” jelas Menhub. B




