YIA Jadi Bandara Pertama di Indonesia Yang Meraih Sertifikat Gold Greenship Building

Sertifikat Gold Greenship Building untuk Yogyakarta International Airport. (Istimewa)

Yogyakarta International Airport (YIA) Kulon Progo yang dikelola oleh Angkasa Pura Airports berhasil meraih sertifikat Gold Greenship dari Green Building Council Indonesia (GBCI).

Penghargaan ini membuat YIA menjadi yang pertama dan satu-satunya bandara di Indonesia yang dengan sertifikat Gold Greenship Building.

Menurut Direktur Utama Angkasa Pura Airports Faik Fahmi, pencapaian ini sekaligus memperkuat misi Angkasa Pura Airports dalam menghadirkan sarana dan prasarana perhubungan yang berkontribusi positif kepada lingkungan hidup secara berkelanjutan.

“Kami merasa sangat bangga dengan raihan ini dan berharap YIA dapat menjadi contoh bagi pembangunan bandara dengan konsep hijau dan ramah lingkungan untuk generasi Indonesia dimasa mendatang,” ujarnya dalam rilis perusahaan.

Faik Fahmi menjelaskan, untuk meraih sertifikat Gold dari GBCI, YIA telah melalui serangkaian penilaian dan persyaratan hingga layak disebut green building.

Penilaian ini, lanjutnya, berdasarkan pada aspek-aspek seperti efisiensi dan penghematan energi (efficiency and conservation), penghematan air (water conservation), pengembangan lokasi gedung (appropriate site development), siklus, dan sumber daya material (material resource and cycle), kenyamanan dan kesehatan gedung (indoor health comfort), serta pengelolaan lingkungan gedung (building environmental management).

Baca juga :   Upaya Evakuasi Pascabencana Tanah Longsor Intan Jaya Masih Berjalan

Proses penilaian dilakukan selama lebih kurang 22 bulan sejak proses pernyataan minat pada 20 Februari 2019, proses workshop pada 11 Desember 2019, proses verifikasi lapangan (remote on site verification) pada 24-26 Oktober 2020, serta proses sidang final assessment pada 17 Desember 2020 yang dilaksanakan secara virtual bersama Greenship Professional dan Green Team dari GBCI.

Dalam kegiatan operasionalnya, YIA didukung berbagai perangkat utilitas yang mendukung konsep ramah lingkungan seperti penggunaan lampu LED, elevator, lift, dan travelator yang menggunakan fitur sleep mode, sanitair dengan fitur dual flush and auto faucet.

Selain itu, ada fasilitas penggunaan kaca bangunan Sunergy Green yang mampu merefleksikan sinar matahari dengan baik dan mendukung efisiensi penggunaan pendingin ruangan di dalam area terminal.

Baca juga :   PT KAI Siapkan Sembilan Kereta Tambahan Antisipasi Lonjakan Pemudik

YIA juga didukung dengan fasilitas stormwater management kawasan di mana berfungsi untuk menangkap, mengumpulkan, mengolah, meresapkan air limpasan hujan untuk digunakan sebagai sumber air alternatif yang mendukung keperluan operasional bandara.

Atas berbagai upaya ini, YIA telah berhasil mencapai penghematan penggunaan listrik hingga 25,15% atau 119,21 kWh/m2/tahun, penghematan air hingga 53,01% atau 16,68 liter/orang/hari dan didukung oleh area hijau hingga 19.84% atau 26.589,3 meter persegi.

“Ini setara dengan penghematan biaya listrik sebesar Rp16,8 miliar per tahun dengan asumsi biaya listrik Rp1.065,78/kWh, penghematan biaya air sebesar Rp6,46 miliar per tahun dengan asumsi biaya air PDAM Rp15.000 per meter kubik dan mampu mengurangi emisi karbon hingga 14.093 ton per tahun,” tutur Faik Fahmi. B

Komentar