Transportasi umum berperan penting terhadap pertumbuhan ekonomi suatu kota dengan meningkatkan mobilitas masyarakat, distribusi barang dan jasa, serta mendorong investasi (Putri, 2022).
Transportasi memiliki peran yang penting untuk memudahkan individu untuk mengangkut benda dari satu lokasi ke lokasi lain (Rozaq, 2019).
Pengembangan Transjabodetabek merupakan upaya untuk mengurangi kemacetan lalu lintas, polusi udara dari sektor transportasi, membantu masyarakat, menyediakan jalur alternatif, menghemat biaya, menunjang pembangunan kota yang terintegrasi, dan mempermudah perjalanan.
Selain itu, meningkatkan aksesibilitas, memperbaiki kualitas udara, meningkatkan konektivitas, mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi dan meningkatkan kualitas hidup. Upaya ini perlu mendapat dukungan oleh seluruh pemda se-Jabodetabek.
Bagi Pemda Bodetabek yang sudah mengeoperasikan angkutan skema pembelian layanan, seperti Trans Pakuan (Kota Bogor), Trans Wibawa Mukti (Kab. Bekasi), Trans Ayo (Kota Tangerang) dan Trans Patriot (Kota Bekasi) dapat menghubungkan dengan rute Transjabodebek yang memasuki wilayahnya.
Transjabodetabek beroperasi mulai pukul 05.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB. Adapun ke enam rute Transjabodetabek yang mulai dioperasikan tahun 2025 berikut ini:
Pertama, rute Alam Sutera (Tangerang Selatan) – Blok M (Jakarta Selatan) memiliki panjang trayek sekitar 59,7 kilometer (km).
Rute ini diluncurkan pada 24 April 2025. Rute Alam Sutera – Blok M dinilai memiliki potensi tinggi untuk dilirik oleh masyarakat karena kepadatan di kawasan tersebut.
Terdapat 24 bus yang melayani rute ini setiap harinya, dengan frekuensi sekitar 60 kali per hari. Rute ini melewati Tol Jakarta – Merak.
Terdapat 15 titik pemberhentin (6 halte dan 9 bus stop) untuk perjalanan Alam Sutera – Blok M, sedangkan perjalanan Blok M menuju Alam Sutera terdapat 19 titik pemberhentian (9 halte dan 10 bus stop).
Kedua, rute Perumahan Vida (Kota Bekasi) – Cawang (Jakarta Timur). Rute diresmikan pada 15 Mei 2025.
Rute ini memiliki panjang sekitar 42 km dan dilengkapi dengan enam titik pemberhentian pada rute Bekasi – Cawang.
Sementara itu, Cawang – Bekasi hanya ada lima rute. Adapun rute pemberhentian itu, yaitu seberang marketing office Vida, Simpang Cipendawa 1, Komsen, Jatibening 1, Cawang Sentral dan Pool Taksi Cawang yang tidak berhenti pada rute Cawang – Bekasi.
Rute ini menggunakan 12 bus. Bus tersebut akan tersedia setiap 10 menit pada jam sibuk dan 20 menit di luar jam sibuk. Rute ini melewati Jalan Tol Jakarta – Cikampek dan Tol JORR (Jakarta Outer Ring Road).
Ketiga, rute PIK 2 (Kabupaten Tangerang) dan Blok M (Jakarta Selatan) memiliki panjang 72,8 km dengan 18 titik pemberhentian PIK 2 – Stasiun MRT ASEAN (6 halte dan 12 bus stop) dan 12 titik pemberhentian Stasiun MRT ASEAN – PIK 2 (5 halte dan 7 bus stop).
Saat ini, trayek tersebut dilayani oleh 20 bus dengan waktu tempuh sekitar 165 menit hingga 180 menit. Rute ini resmikan beroperasi pada 22 Mei 2025.
Rute ini melewati Jalan Tol Prof. Dr. Ir. Sedyatmo dan Tol Dalam Kota. Melintasi 4 titik bus stop dan 7 titik halte di wilayah Jakarta, serta 13 bus stop di Kawasan PIK 2 (luar Jakarta).
Keempat, Sawangan (Depok) – Lebakbulus (Jakarta Barat). Bus akan melintasi titik – titik strategis, seperti Cinangka, Parung Bingung dan Jalan Ciputat Raya, sebelum tiba di Terminal Lebak Bulus, Jakarta Barat.
Rute ini melewati Jalan Tol Desari (Depok – Antasari). Rute ini dilayani 10 armada bus. Rute ini diresmikan 4 Juni 2025.
Terdapat 6 titik pemberhentian (2 halte dan 4 bus stop) dari Sawangan (Depok) menuju Lebak Bulus (Jakarta Barat), sedangkan dari Lebak Bulus (Jakarta Barat) menuju Sawangan (Depok) terdapat 7 titik pemberhentian (3 hate dan 4 bus stop).
Melintasi 4 titik bus stop wilayah Jakarta, 2 titik halte wilayah Jakarta dan 5 titik bus stop luar Jakarta.
Kelima, Terminal Baranangsiang (Bogor) – Blok M (Jakarta Selatan) dengan panjang rute bus kurang lebih sekitar 60 km.
Waktu tempuh sekitar 151 menit (2,5 jam). Rute ini memiliki 29 titik pemberhentian untuk rute Blok M dan 27 titik pemberhentian untuk rute Bogor. Rute ini melewati Jalan Tol Jagorawi dengan dilayani 16 armada bus.
Terdapat 13 titik perhentian (7 halte dan 6 bus stop) dari Terminal Barangsiang (Kota Bogor menuju Blok M (Jakarta Selatan).
Sementara itu, ada 10 titik perhentian (4 halte dan 6 bus stop) dari Blok M (Jakarta Selatan) menuju Terminal Barangsiang (Kota Bogor). Melintasi 7 titik halte wilyah Jakarta, 2 titik bus stop wilayah Jakarta dan 11 titik bus stop luar Jakarta.
Keenam, perpanjangan rute koridor 13, semula Puri Beta menjadi CBD Ciledug.
Dengan beroperasinya Halte CBD Ciledug, maka lintasan rute 13 Puri Beta – Tegal Mampang akan diperpanjang menjadi 13 Ciledug – Tegal Mampang. Rute Ciledug – Tegal Mampang melalui 14 halte dan sebaliknya Tegal Mampang – Ciledung melalui 13 halte.
Dilayani 22 bus dengan panjang lintasan 30 km (124 menit). Rute kelima dan keenam diresmikan 5 Juni 2025.
Perumahan dan TJ Connection
Di Jabodetabek terdapat 2.010 perumahan. Sejatinya, setiap Kawasan perumahan harus dilayani angkutan umum, karena bangkitan perjalanan terbesar berasal dimulai dari hunian.
Permukiman di Jabodetabek menjadi 3 klasifikasi berdasarkan rata – rata harga pada setiap perumahan. Diperoleh 158 kelas atas, 268 kelas menengah dan 1.584 kelas bawah, sehingga total sebanyak 2.010 perumahan.
Wilayah Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Bodetabek) sebagai wilayah mitra Kota Jakarta memiliki 1.951 perumahan yang terbagi 127 perumahan mewah, 242 perumahan menengah dan 1.582 perumahan kelas bawah.
Perumahan kelas mewah, sebagian sudah dilayani JR Connection dengan tarif tanpa subsidi.
Sejumlah perumahan kelas menengah dan bawah harus terhubung layanan angkutan umum berupa angkutan pengumpan (feeder) dengan halte – halte Transjabodetabek yang terdekat.
Angkutan pengumpang perlu didiskusikan dengan pemda setempat. Angkutan umum lokal yang ada dapat dimanfaatkan sebagai angkutan pengumpan dari Kawasan perumahan. Reformasi angkot dapat dilakukan di wilayah Bodetabek.
Selain itu, masih bisa ditelusuri lagi sejumlah bangkitan perjalanan di Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Bogor yang masih dapat dilayani Transjabodetabek.
Kerja sama dengan Pemda Bodetabek untuk memetakan lagi daerah mana lagi yang belum terlayani angkutan umum dapat segera dilakukan.
Jalan tol sebagai penyeimbang untuk percepatan perjalanan Transjabodetabek. Sebelum pandemi pernah ada HOV Line di jalan tol saat pagi hari.
Jalur Kendaraan Berpenumpang Banyak (Hight Occupancy Vehicle/HOV) adalah jalur lalu lintas yang disediakan khusus untuk kendaraan dengan jumlah penumpang tertentu, umumnya dua atau lebih, termasuk angkutan umum, mobil bersama dan sepeda motor.
Jalur HOV dirancang untuk meningkatkan efisiensi lalu lintas dengan mengurangi jumlah kendaraan di jalan dan mendorong penggunaan kendaraan berpenumpang banyak.
HOV Line bermanfaat untuk meningkatkan efisiensi lalu lintas, mendorong penggunaan kendaraan berpenumpang banyak, mengurangi emisi, mengurangi kemacetan lalu lintas, meningkatkan efisiensi perjalanan, dan mendorong penggunaan transportasi publik. (Djoko Setijowarno, Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata dan Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat)