Selamatkan Garuda Indonesia

Komisaris Independen PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Yenny Wahid. (Istimewa)
Bagikan

Komisaris Independen PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Yenny Zannuba Wahid meminta semua pihak agar menyelamatkan PT Garuda Indonesia dari kepailitan atau kebangkrutan.

Hal itu disampaikan putri Gus Dur itu dalam akun Twitter-nya, Sabtu (29/5/2021). “Banyak yang soal Garuda. Saat ini kami sedang berjuang keras agar Garuda tidak dipailitkan,” ujarnya.

Yenny menyatakan bahwa problem warisan Garuda Indonesia besar sekali, mulai dari kasus korupsi sampai biaya yang tidak efisien. “Namun Garuda adalah national flag carrier kita. Harus diselamatkan. Mohon support & doanya,” katanya.

Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir menyiapkan empat opsi untuk menyelamatkan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Dari keempat opsi itu, dua di antaranya adalah restrukturisasi kinerja keuangan atau melikuidasi maskapai penerbangan pelat merah.

PT Garuda Indonesia Tbk. tercatat mengalami permasalahan, karena situasi pandemi Covid-19 yang membuat penumpang pesawat menurun drastis. Hal ini berdampak pada kondisi keuangan perusahaan tersebut.

Akhirnya, perusahaan plat merah ini harus melakukan langkah penyesuaian aspek supply dan demand di tengah penurunan kinerja operasi imbas penurunan trafik penerbangan yang terjadi secara signifikan. Langkag penyesuaian itu di antaranya menawarkan pensiun dini kepada karyawannya.

Dalam kesempatan terpisah, Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Irfan Setiaputra menjelaskan alasan program pensiun dini kepada karyawannya adalah keharusan perusahaan melakukan langkah penyesuaian aspek supply dan demand di tengah penurunan kinerja operasi imbas penurunan trafik penerbangan yang terjadi secara signifikan.

“Perlu kiranya kami sampaikan bahwa program pensiun dipercepat ini ditawarkan secara sukarela terhadap karyawan yang telah memenuhi kriteria,” ujar Irfan, Jumat (21/5/2021).

Selain itu, pendapatan Garuda turun 68% dan rugi Rp15 triliun. Emiten dengan kode GIAA itu terakhir kali menyampaikan laporan keuangan kuartal III-2021 yang berakhir September.

Sepanjang Januari-September 2021, perseroan membukukan pendapatan usaha US$1,14 miliar atau setara Rp16 triliun turun 68% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai US$3,54 miliar dolar AS.

Penurunan pendapatan terjadi pada penumpang dan kargo. Pendapatan dari penumpang turun 71% menjadi US$736 juta dan kargo turun 26% menjadi US$180 juta.

Pendapatan Garuda Indonesia dari penerbangan charter naik hampir empat kali lipat menjadi US$47 juta. Sementara dari haji turun 100% alias 0 dari sebelumnya US$294 juta.

Garuda Indonesia mencatatkan rugi bersih US$1,07 miliar atau Rp15 triliun. Padahal pada periode yang sama 2019, perseroan membukukan laba bersih US$122 juta. B

Komentar

Bagikan