Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo meninjau progres pembangunan Jalan Tol Yogyakarta – Bawen Seksi 6 sebagai bagian dari persiapan infrastruktur menghadapi arus Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru 2025/2026).
Ruas tol ini merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang melintasi Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), serta terhubung langsung dengan jaringan Tol Trans Jawa.
Dalam tinjauannya, Menteri Dody menjelaskan, Seksi 6 Tol Yogyakarta–Bawen ditargetkan selesai pada Maret 2026, sehingga dapat fungsional pada periode Lebaran tahun depan.
Namun, hingga akhir tahun 2025, akses main road menuju Ambarawa telah dioperasionalkan dan direlokasi ke akses kanan dan kiri, sehingga diharapkan tidak ada hambatan pada periode Nataru 2025/2026.
“Targetnya Lebaran, Insyaallah bisa fungsional, panjangnya sekitar 4,98 kilometer. Sekarang progresnya sudah sekitar 88,018%, sedang kita kejar supaya Lebaran bisa dimanfaatkan oleh masyarakat yang akan mudik,” jelasnya.
Menteri PU menambahkan, Seksi 6 memiliki peran strategis karena berada di kawasan Ambarawa yang selama ini kerap mengalami kepadatan lalu lintas saat musim liburan.
“Kalau Lebaran biasanya super crowded. Dengan adanya simpang susun Ambarawa ini diharapkan tidak terlalu padat di area bawahnya, sehingga kendaraan pemudik dari arah Jakarta bisa langsung ke Temanggung dan Magelang,” katanya.
Jalan Tol Yogyakarta – Bawen terdiri atas enam seksi, dengan tantangan terbesar berada di seksi 4, dan 5, khususnya di kawasan Magelang dan Temanggung yang memiliki kontur perbukitan.
“Untuk pekerjaan konstruksi yang cukup berat ada di kawasan Magelang – Temanggung, karena daerahnya perbukitan. Pembebasan lahannya aman, hanya Seksi 4 dan Seksi 5 prosesnya agak lambat, karena harus mengeruk bukit dan harus diperhatikan betul supaya tidak menimbulkan dampak lingkungan yang berkepanjangan,” tuturnya.
Menteri Dody juga mengingatkan pentingnya kehati – hatian dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur, terutama dari sisi anggaran dan kondisi alam.
“Pelaksanaan fisik dan anggaran harus hati – hati, terlebih saat ini curah hujan sedang tinggi, jadi jangan sampai terjadi hal – hal yang tidak diinginkan,” tegasnya.
Secara kumulatif, progres pengadaan tanah Jalan Tol Yogyakarta – Bawen telah mencapai sekitar 58%.
Pengadaan tanah Seksi 1 telah mencapai 97%, Seksi 2 sebesar 92%, Seksi 3 mendekati 80%, Seksi 4 sekitar 60%, Seksi 5 sekitar 22%, dan Seksi 6 telah mencapai 97%.
Mengenai progres konstruksi, Seksi 1 Yogyakarta – Bawen sepanjang 8,8 km ini telah mencapai sekitar 87,275% dan ditargetkan selesai pada Mei 2026.
Seksi 1 ini akan terhubung dengan Jalan Tol Yogyakarta – Solo, sedangkan untuk Seksi 2 saat ini telah berkontrak dengan mitra pelaksana konstruksi dengan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) direncanakan terbit awal Januari 2026.
Kemudian, untuk Seksi 3, akan mulai dilakukan lelang pada pertengahan Triwulan I/2026 agar konstruksi dapat dimulai pada Triwulan II/2026.
Terkait dengan kesiapan jaringan jalan tol secara nasional, Menteri PU menyampaikan bahwa kondisi jaringan jalan tol secara umum cukup siap menghadapi libur Nataru 2025/2026, meskipun beban lalu lintas terbesar diperkirakan terjadi pada arus mudik Lebaran 2026.
“Nataru ini secara garis besar sudah siap. Beban terbesar nanti di Lebaran, sehingga ini persiapan kita untuk menghadapi beban yang jauh lebih besar,” ujarnya.
Mengenai mendukung kelancaran lalu lintas, Kementerian PU juga telah menyiapkan berbagai langkah antisipasi seperti penambahan ruas jalan tol dan TIP fungsional.
“Selama Nataru dan Lebaran, ada beberapa ruas jalan tol yang kita fungsionalkan. Rest area juga akan ditambah, termasuk rest area fungsional supaya pengguna jalan dapat lebih nyaman,” ungkapnya.
Kementerian PU akan terus mengawal percepatan pembangunan Jalan Tol Yogyakarta – Bawen agar dapat segera memberikan manfaat nyata bagi masyarakat dan mendukung kelancaran mobilitas pada periode libur besar nasional. B




