PTDI dan Intercrus Kembangkan Taksi Udara Perkuat Ekosistem Dirgantara

PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dan PT Intercrus Aero Indonesia (Intercrus) mengembangkan taksi udara guna perkuat ekosistem dirgantara. (dok. ptdi)
Bagikan

PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dan PT Intercrus Aero Indonesia (Intercrus) mengembangkan taksi udara untuk memperkuat ekosistem dirgantara nasional melalui teknologi Advanced Air Mobility (AAM) yang mendukung konektivitas modern, efisien, dan ramah lingkungan.

Menurut Direktur Utama PTDI Gita Amperiawan, kemitraan itu menjadi bagian dari strategi jangka panjang untuk memperkuat kapasitas inovasi industri dirgantara nasional.

“Kami percaya bahwa AAM dapat menjadi salah satu solusi nyata untuk menjawab tantangan konektivitas di wilayah urban maupun daerah dengan akses terbatas,” ujarnya.

Intercrus, sebuah perusahaan start-up dalam negeri yang bergerak di bidang riset dan pengembangan pesawat Vertical Take-Off and Landing (VTOL) elektrik untuk sektor AAM.

Gita menjelaskan, Intercrus SOLA adalah inovasi terbaru hasil kolaborasi PTDI bersama Intercrus, termasuk insinyur muda Indonesia yang menghadirkan solusi mobilitas udara masa depan yang efisien, ramah lingkungan dan adaptif lintas sektor baik sipil maupun militer.

“Dirancang sebagai kendaraan udara elektrik berkonsep VTOL, Intercrus SOLA hadir sebagai taksi udara masa depan yang mampu mengangkut tiga penumpang dan satu pilot,” jelasnya.

Tidak hanya itu, lanjut Gita, platform itu juga dapat dikembangkan untuk misi militer, seperti pengiriman kargo dan dukungan logistik dengan muatan presisi maupun konvensional.

Dengan kemampuan daya angkut hingga 360 kg dan jarak tempuh mencapai 200 km, serta sistem propulsi elektrik penuh yang rendah kebisingan, Intercrus SOLA dirancang cocok untuk berbagai lingkungan operasi, dari kawasan urban padat hingga daerah terpencil.

Sebagai bagian dari inisiatif green aviation, Intercrus SOLA mencerminkan arah baru PTDI dalam menghadirkan produk berbasis energi bersih dan mendukung pengembangan ekosistem AAM di Indonesia.

Kolaborasi antara PTDI dan Intercrus mencakup pengembangan teknologi, proses sertifikasi, manufaktur hingga komersialisasi Intercrus SOLA.

Pada pembukaan Indo Defence 2024 Expo & Forum, PTDI dan Intercrus menghadirkan demonstrasi prototipe sub-skala 1:7 dari Intercrus SOLA, bernama SOLITA.

“Demo ini memperlihatkan kemampuan dasar manuver dan hovering di hadapan Presiden Prabowo Subianto,” ungkapnya.

Teknologi tersebut juga memiliki potensi adaptasi untuk mendukung kebutuhan operasi militer, seperti pengiriman logistik ke medan sulit, misi pengintaian hingga dukungan taktis di area operasi dengan tingkat risiko tinggi.

Melalui kemitraan dengan Intercrus, PTDI mengambil perannya dalam membentuk arah baru ekosistem mobilitas udara nasional tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan pertahanan dan transportasi sipil, tetapi juga dalam mendorong lahirnya solusi teknologi inovatif di sektor kedirgantaraan masa depan.

“Lebih dari sekadar produk, Intercrus SOLA yang ditargetkan siap terbang dan melayani Indonesia pada tahun 2028 ini, juga menjadi simbol transformasi, serta masa depan transportasi udara Indonesia,” tutur Gita. B

 

Komentar

Bagikan