Rencana PT Penataran Angkatan Laut (PAL) Indonesia membangun air craft carrier atau kapal induk jenis Landing Helicopter Dock (LHD) segera terwujud.
Industri pertahanan dalam negeri tersebut rencananya memulai pembangunan pada tahun 2027.
Rencana tersebut disampaikan oleh Direktur Teknologi PT PAL Indonesia Briljan Gazalba saat menerima kunjungan awak media dalam acara Eksplorasi Industri Pertahanan Nasional yang diselenggarakan Kementerian Pertahanan (Kemhan) 24 – 25 Juni 2025.
”Sudah kami siapkan untuk membuat kapal LHD atau kapal induk sepanjang 238 meter pada 2027. Jika nanti ada penugasan dari pemerintah atau dari luar negeri kita sudah siap membuat kapal induk teknologi dan desainnya. Teknologinya 100% dari engineer – engineer kita sendiri,” katanya.
Sejak tahun 1985 hingga tahun 2024, PT PAL telah memproduksi 329 unit kapal, dengan 92 unit di antaranya merupakan kapal perang.
Hingga saat ini, PT PAL telah mengekspor 47 unit Kapal baik Kapal Perang maupun Kapal Niaga.
Sejak tahun 1988 hingga tahun 2024, PT PAL telah memproduksi total 293 produk energi dan elektrifikasi, seperti Barge Mounted Power Plant, Wellhead Platform dan lainnya.
Upaya PT PAL tersebut merupakan langkah besar Indonesia untuk memasuki industri global bidang pertahanan.
Dengan posisinya sebagai pemandu utama Alutsista matra laut, maka pada masa mendatang PT PAL akan terus meningkatkan kemampuannya untuk dapat berperan dalam Driving Synergy to Global Maritime Access.
Saat ini, tahap basic design sudah selesai dibuat, kemudian menyesuaikan dengan kapasitas produksi PT PAL.
Apabila sudah ada kontrak resmi dan pembiayaan sudah bisa langsung dibangun.
Pembangunan kapal tersebut membutuhkan waktu tiga tahun, tetapi hal itu tergantung pada persenjataan yang akan dipasang pada kapal tersebut.
Menurut Briljan, pembangunan LHD sesuai dengan kebutuhan dan kondisi geografis Indonesia, karena Indonesia memiliki Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) yang sangat luas dan perlu dijaga.
“Jadi LHD juga bukan sekadar kapal serbu semata, melainkan markas yang bergerak. Kita punya ALKI, tiga alur laut kepulauan dan area – area yang harus kita jaga. Idealnya memang kita harus punya LHD. Nanti kita bisa memindahkan markas terapung itu ke tempat-tempat yang memang perlu penjagaan secara intensif,” tuturnya.
Perlu diketahui, kapal induk LHD yang akan dibangun PT PAL memiliki panjang 238 meter dengan total bobot angkutan maksimum 10.000 ton.
Kapal ini nantinya bisa mengangkut helikopter, pesawat drone Bayraktar TB 3 buatan turki, dan dan pesawat tempur yang memiliki kemampuan terbang Vertical Take-Off and Landing (VTOL) sebanyak 16 unit.
Karo Infohan Kemterian Pertahanan (Kemenhan) Brigjen TNI Frega Wenas Inkiriwang optimistis dengan upaya industri pertahanan dalam negeri untuk memperkuat postur pertahanan, apalagi wacana pembangunan kapal induk jenis LHD sangat diperlukan.
“Kita yakin dan optimistis pembangunan postur pertahanan di bawah pemerintahan Pak Prabowo terus berlanjut sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan strategis kita,” ujarnya.
Terkait dengan pembangunan kapal induk, lanjut Frega, yang dimaksud adalah LHD bukan seperti Kapal Induk Amerika Serikat kelas USS Nimitz atau USS Carl Vinson, tapi kapal tersebut untuk mengangkut helikopter.
“Jadi, memang yang dibangun LHD, aircraft carrier untuk helikopter. Tentunya kalau lihat melihat perkembangan yang ada di mana kita negara kepulauan membutuhkan mobilitas untuk menunjang misi nonperang, seperti penanggulangan bencana alam. Kita punya pengalaman saat bencana tsunami itu sangat dibutuhkan,” tuturnya. B