Pesawat CN235-220Flying Test Bed(FTB) yang dibuat PT Dirgantara Indonesia (PTDI) melakukanground testpertama kalinya dengan bahan bakar Bioavtur J2.4, produk hasil kerja sama antara Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan PT Pertamina (Persero).
Bahan bakar ini merupakan bahan bakar campuran bioavtur yang dihasilkan dari bahan baku 2,4% minyak inti sawitatau Refined Bleached Degummed Palm Kernel Oil(RBDPKO) dengan menggunakan katalis.
Program nasional bioavtur itu dijalankan secara konsorsium yang terdiri dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Bioenergi, PT GMF Aeroasia, PT Pertamina (Persero), DKPPU, IMAA, DPNPKS, Lemigas dan PTDI, di bawah naungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Adapunground testtelah dilaksanakan selama 20 menit oleh tim uji PTDI yang dipimpin oleh Captain Adi Budi di Apron Hanggar Aircraft Services PTDI, disaksikan oleh Tenaga Ahli Menteri ESDM Bidang Integrasi, Koordinasi dan Interface Minyak dan Gas Bumi Nanang Untung dan Ketua Peneliti Katalis ITB, Subagyo, serta Direktur Utama PTDI Elfien Goentoro dan Direktur Niaga, Teknologi dan Pengembangan PTDI Gita Amperiawan.
Pesawat CN235-220 FTB yang diisi bahan bakar Bioavtur J2.4 itu merupakan wahana PTDI dalam melakukan pengujian dan pengembangan hingga proses sertifikasi sistem baru sebelum diimplementasikan ke pesawat CN235-220 milikcustomer.
Menurut Gita Amperiawan, Direktur Niaga, Teknologi dan Pengembangan PTDI, dengan diberikannya kepercayaan dari konsorsium pengembangan Bioavtur J2.4 untuk menggunakan bahan bakar bioavtur di pesawat CN235-220 FTB, diharapkan dapat mendukung pemanfaatan bahan bakar nabati di sektor industri kedirgantaraan.
“Selain itu, harapannya dapat meningkatkan kemandirian energi, terutama kombinasi antara penggunaan avtur dengan kelapa sawit,” katanya dalam rilis perusahaan.
Pelaksanaanground testmerupakan tahap terakhir sebelum dilakukanflight test.
Rencananya dilakukan dua kaliflight testdi minggu kedua bulan September 2021, sebelum pesawat diterbangkan ke Bandara Soekarno Hatta Cengkareng pada 15 September 2021.
“Dari hasil pengetesan yang baru saja kami laksanakan, yang pertama adalahstart enginesebelah kanan yang menggunakan bioavtur J2.4 kemudian diikuti denganstart enginesebelah kiri yang menggunakan avtur Jet A1, semuanya normal tidak adaabnormality,” tutur Gita.
Kemudian, dia menambahkan kami melakukanpower check dengan power pertama kali adalahflight idledan secara bertahap dinaikkan sampai kemaximum takeoff power.
“Setelah itu, yang terakhir kita lakukan evaluasi respon engine saat akselerasi dan deselerasi. Disusul dengan perubahan secara cepat darimaximum powerkeflight idlediikuti denganslammingkemaximum power,” jelasnya.
Pimpinan Tim Uji PTDI Captain Adi Budi menyatakan, dari semua tes yang dilakukan, responenginesemuanya normal dan tidak terlihat perbedaan dibandingkan saat menggunakan bahan bakar Avtur.
“Hasil pengujianground testdanflight testpesawat turboprop CN235-220 FTB dengan menggunakan Bioavtur J2.4 ini kemudian akan menjadi data penting dan masukan bagiauthoritydi Indonesia,” ujarnya. B