
PT Pertamina (Persero) menargetkan produk bahan bakar avtur dari minyak jelantah yang dikenal dengan Sustainable Aviation Fuel (SAF) bisa dipakai maskapai Garuda Indonesia.
Sebelumnya, maskapai Pelita Air dengan rute Jakarta – Bali sudah resmi terbang menggunakan avtur dari minyak jelantah.
Menurut Komisaris Utama Pertamina Mochamad Iriawan, bahan bakar avtur dari minyak jelantah sudah terbukti aman.
“Insyaallah mungkin bisa Garuda nanti dan penerbangan lainnya, yang jelas sudah dibuktikan kemarin penerbangan pertama ke Denpasar dan kembali, aman,” jelasnya di Kilang Pertamina Refinery Unit (RU) IV Cilacap, Jawa Tengah, baru – baru ini.
Selain untuk maskapai domestik, Pertamina juga menargetkan bahan bakar avtur dari minyak jelantah bisa di ekspor.
“Kita akan komunikasi, jadi untuk bisa menjajaki akan ekspor. Pasti kalau sudah melihat hasil daripada SAF kita, pasti negara lain akan ke kita dan tentunya harganya nanti harus bersaing dengan produk – produk yang lainnya,” tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengatakan, masyarakat bisa menjual minyak jelantah kepada Pertamina seharga Rp5.000 per liter hingga Rp5.500 per liter.
“Jadi, masyarakat kalau mau menjual minyak jelantahnya bisa mendatangi beberapa titik pengkoleksian di beberapa SPBU kita. Itu rata – rata Rp5.000 sampai Rp5.500 per liternya. Jadi silahkan masyarakat yang mau menjual UCO,” ungkapnya.
UCO adalah Used Cooking Oil atau minyak goreng bekas atau minyak jelantah, yang merupakan minyak atau lemak yang telah digunakan untuk memasak makanan dan selanjutnya diolah untuk berbagai keperluan, terutama sebagai bahan baku biofuel, seperti biodiesel dan solar terbarukan.
Adapun avtur berbahan dasar minyak jelantah atau SAF saat ini diproduksi di unit Treated Distillate Hydrotreating (TDHT) Kilang Pertamina Cilacap dengan kapasitas 8.700 barel per hari. B



