Pergerakan Masyarakat Selama Lebaran 2023 Diprediksi Capai 123,8 Juta Orang

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi. (dok. kemenhub)

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyampaikan hasil survei potensi pergerakan masyarakat selama masa Lebaran 2023 (Idul Fitri 1444 H) yang dilakukan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Badan Kebijakan Transportasi (BKT).

Berdasarkan hasil survei tersebut, diprediksi pergerakan masyarakat akan melakukan mobilisasi selama masa Lebaran 2023 dengan mencapai 123,8 juta orang.

Jumlah tersebut meningkat 14,2% jika dibandingkan dengan prediksi pergerakan masyarakat di masa Lebaran tahun 2022 yang mencapai 85,5 juta orang.

“Melihat potensi pergerakan masyarakat yang begitu tinggi pada masa mudik tahun ini, kami bersama pemangku kepentingan terkait akan menyiapkan langkah-langkah antisipasi,” ujar Menhub di Jakarta, Senin (6/3/2023).

Langkah antisipasi, lanjutnya, baik berupa penyiapan sarana prasarana transportasi, aspek keselamatan, manajemen rekayasa lalu lintas, dan kebijakan lainnya agar penyelenggaraan mudik tahun ini dapat berjalan dengan selamat, aman, dan terkendali.

Menhub menjelaskan, beberapa faktor yang menyebabkan tingginya potensi pergerakan masyarakat di masa mudik tahun ini, di antaranya tidak adanya PPKM, memasuki masa pra endemi atau mendekati normal pascapandemi Covid-19, perekonomian yang semakin membaik, tidak ada pembatasan atau larangan perjalanan, dan persepsi positif dari masyarakat pada penyelenggaraan Angkutan Lebaran tahun 2022.

Baca juga :   Terminal VVIP Bandara Halim Perdanakusuma Siap Sambut Tamu Negara G20

“Penanganan arus mudik dan balik pada Lebaran tahun ini sangat menantang. Maka itu kami telah menyiapkan langkah antisipasi sejak awal tahun,” jelasnya.

Selain itu, Menhub menambahkan, evaluasi dari penyelenggaraan mudik serta Natal dan tahun baru sebelumnya menjadi bekal penting sebagai pelajaran agar tahun ini bisa lebih baik lagi.

Berdasarkan hasil survei, asal pergerakan masyarakat diprediksi didominasi dari Pulau Jawa, yaitu sebesar 62,5% atau 77,3 juta orang.

Adapun lima daerah asal pemudik terbanyak adalah Jawa Timur 17,1% (21,2 juta orang). Kemudian, Jawa Tengah 15,1% (18,7 juta orang), Jabodetabek 14,8% (18,3 juta orang), Jawa Barat 12,1% (14,9 juta orang), dan Sumatra Utara 3,6% (4,4 juta orang).

Sementara itu, lima daerah tujuan perjalanan masyarakat tertinggi, yakni Jawa Tengah 26,45% (32,75 juta orang). Kemudian, Jawa Timur 19,87% (24,6 juta orang), Jawa Barat 16,73% (20,72 juta orang), Jabodetabek 6,52% (8,07 juta orang), dan Yogyakarta 4,78% (5,9 juta orang).

Puncak arus mudik diperkirakan terjadi pada H-1 (Jumat, 21 April 2023), dengan prediksi terjadi pergerakan sebesar 14,3% (17,7 juta orang).

Baca juga :   Kemenhub Pastikan Tak Ada Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek hingga Akhir Tahun

Mengenai peningkatan perjalanan pada arus mudik diprediksi mulai meningkat sejak H-3 (Rabu, 19 April 2023).

Untuk puncak arus balik, diperkirakan terjadi pada H+2 (Selasa 25 April 2023) dan diprediksi pergerakan yang masih cukup tinggi hingga H+3 (Rabu 26 April 2023).

Selanjutnya, untuk pemilihan moda transportasi didominasi moda darat yaitu mobil pribadi 22,07% (27,32 juta orang), sepeda motor 20,3% (25,13 juta orang), bus 18,39% (22,77 juta orang), kereta api antarkota 11,69% (14,47 juta orang), dan mobil sewa 7,7% (9,53 juta orang).

Survei ini dilakukan secara daring (online), yang mulai dari perencanaan dan analisis hasil surveinya dilakukan bekerja sama dengan kalangan akademisi dan pakar transportasi.

Adapun pelaksanaan survei ini telah memperhatikan berbagai faktor antara lain sosiologis, ekonomi, budaya, dan dinamika yang terjadi di masyarakat, serta perubahan kebijakan dan regulasi terkait dengan penanganan kondisi Covid-19 yang semakin membaik.

Hasil survei ini menjadi dasar dan masukan penyiapan rencana operasi (renops) penyelenggaraan Angkutan Lebaran Tahun 2023 yang dilakukan Kemenhub, Kementrian/Lembaga, dan juga pihak terkait lainnya. B

 

Komentar