
PT Kereta Api Indonesia (KAI) melaporkan bahwa terjadi peningkatan signifikan penggunaan teknologi face recognition untuk proses boarding penumpang.
Sepanjang Januari hingga Mei 2025, sebanyak 4.479.315 pelanggan telah memanfaatkan fitur ini di berbagai stasiun, yang menghasilkan efisiensi operasional berupa penghematan 10.665 rol kertas tiket senilai Rp159.975.536.
Digitalisasi boarding ini menjadi bagian dari strategi KAI dalam mendukung Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya poin 12 (Responsible Consumption and Production).
Dengan mengurangi kebutuhan cetak tiket, KAI tidak hanya menekan limbah kertas, tetapi juga mengurangi emisi tidak langsung dari proses produksi dan distribusi tiket.
Secara kumulatif sejak diluncurkan pada September 2022 hingga 31 Mei 2025, teknologi face recognition telah digunakan oleh 14.559.526 pelanggan.
Selama periode tersebut, KAI berhasil menghemat 34.666 rol kertas tiket, dengan nilai efisiensi mencapai Rp519.983.072.
Langkah ini mencerminkan dampak nyata transformasi digital terhadap efisiensi perusahaan dan pelestarian lingkungan.
Menurut Vice President Public Relations KAI Anne Purba, inovasi ini berangkat dari kesadaran perusahaan akan pentingnya menghadirkan layanan transportasi yang tidak hanya aman dan andal, tetapi juga berkelanjutan.
“Face recognition bukan hanya soal kecepatan dan kenyamanan, tapi bagian dari gerakan sadar lingkungan. Satu wajah yang dipindai berarti satu tiket yang tidak perlu dicetak,” ujarnya.
Komitmen KAI terhadap keberlanjutan juga tercermin dari inisiatif lain, seperti penyediaan water station di berbagai stasiun besar untuk mengurangi konsumsi botol plastik sekali pakai.
Pelanggan kini dapat mengisi ulang air minum secara gratis dan aman, sehingga membantu mengurangi limbah plastik di ekosistem transportasi.
Selain itu, KAI juga telah menyematkan fitur perhitungan jejak karbon (carbon footprint) dalam aplikasi Access by KAI, memberikan transparansi kepada pelanggan atas dampak emisi perjalanan mereka.
Dengan mengetahui estimasi emisi CO₂ dari tiap perjalanan, lanjut Anne, pelanggan diharapkan lebih sadar akan pentingnya memilih moda transportasi rendah karbon, seperti kereta api.
Pada momentum libur panjang Iduladha dan cuti bersama 5 – 9 Juni 2025, KAI mencatat volume penjualan tiket sementara mencapai 782.639, atau 92% dari kapasitas 850.848 kursi.
Kereta Api Jarak Jauh (KAJJ) melayani 677.484 pelanggan (okupansi 95%), sedangkan KA Lokal mencatat 105.155 pelanggan (okupansi 75%).
“Teknologi face recognition memainkan peran penting dalam menjaga kelancaran arus penumpang selama periode padat ini,” tegas Anne.
Sebagai bentuk apresiasi terhadap pelanggan dan untuk mendorong penggunaan layanan berkelanjutan, KAI juga menghadirkan program diskon 30% untuk KA Ekonomi nonsubsidi (bukan PSO) hingga 31 Juli 2025.
“Promo ini mencakup lebih dari 100 perjalanan dan dapat diakses melalui aplikasi Access by KAI dan situs booking.kai.id,” tuturnya.
Melalui inovasi layanan berbasis teknologi, efisiensi pemanfaatan sumber daya, dan edukasi berkelanjutan kepada masyarakat, KAI terus memperkuat posisinya sebagai penyedia transportasi publik modern yang mendukung agenda pembangunan berkelanjutan nasional. B