Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Benoa, Bali memperketat pengawasan layanan kapal cepat salah satunya jalur pariwisata Denpasar – Pulau Nusa Penida, menyusul kecelakaan salah satu armada yang terjadi, baru – baru ini.
“Saat ini, sedang dilakukan pemeriksaan ramp check seluruh armada kapal cepat yang beroperasi di wilayah kerja kami,” kata Kepala KSOP Benoa Aprianus Hangki di Denpasar, Bali.
Menurutnya, pemeriksaan terhadap armada kapal cepat terakhir dilaksanakan pada Maret 2025.
“Pemeriksaan kembali armada kapal cepat itu untuk memastikan keselamatan dan keamanan kapal sesuai dengan standar,” jelasnya.
Pemeriksaan mencakup audit dan verifikasi terkait kondisi kapal, peralatan, dokumen, serta prosedur keselamatan untuk memastikan kepatuhan terhadap regulasi.
Saat ini, jumlah armada kapal cepat di wilayah kerja salah satunya pada rute Pelabuhan Sanur, Denpasar, menuju Pelabuhan Nusa Penida sebanyak 72 unit kapal cepat.
Selain memeriksa kembali keselamatan dan keamanan kapal cepat, pihaknya juga berencana melakukan kegiatan pelatihan dan edukasi berupa pembinaan intensif kepada seluruh awak kapal cepat.
Tujuannya, lanjutnya, untuk meningkatkan pemahaman, keterampilan, pengetahuan, dan performa awak kapal dalam menghadapi keadaan darurat ketika sedang melakukan pelayaran guna menjamin keselamatan dan keamanan penumpang, barang dan kapalnya.
Hangki menjelaskan, pihaknya memiliki tugas dan fungsi salah satunya menjamin keselamatan dan keamanan pelayaran.
(KSOP) Kelas II Benoa dapat menunda pemberian Surat Persetujuan Berlayar (SPB) kepada operator kapal cepat apalagi terjadi cuaca buruk dengan mencermati informasi cuaca terkini dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Dengan demikian, dia menambahkan, keberangkatan kapal cepat dapat ditunda sampai dengan cuaca dan gelombang laut tinggi mereda.
“Apabila terjadi cuaca buruk seperti hujan angin kencang, gelombang tinggi dan badai maka berdasarkan pertimbangan faktor keselamatan dan keamanan kapal maka pemberian SPB dapat dilakukan penundaan,” tuturnya.
Sebelumnya, satu unit kapal cepat tenggelam di perairan Pulau Nusa Lembongan yang termasuk gugusan Pulau Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Bali pada Rabu (4/6/2025).
Kapal cepat dengan kapasitas 125 orang penumpang itu mengangkut 89 penumpang, sebanyak 77 orang di antaranya wisatawan mancanegara (wisman) dan sisanya Warga Negara Indonesia (WNI).
Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Puspa menegaskan, pembangunan Bali Benoa Marina menjadi tonggak penting dalam pengembangan wisata bahari Indonesia yang berkelas dunia.
“Proyek ini akan menjadi katalis untuk pengembangan marina lainnya di Indonesia dari Sabang hingga Raja Ampat, dari Labuan Bajo hingga Morotai, yang pada akhirnya mampu menjadikan Indonesia sebagai destinasi utama bagi pelayaran wisata dunia,” ungkapnya. B