
Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menyampaikan laporan kinerja bulanan terkini yang menunjukkan kinerja positif dengan pertumbuhan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dan pergerakan wisatawan nusantara (wisnus).
Badan Pusat Statistik (BPS) dalam laporan terbarunya menyebutkan, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara mencapai 1,48 juta, meningkat sebesar 13,01% dibandingkan Juli 2024.
Malaysia konsisten menjadi penyumbang kunjungan wisman terbanyak (212.113 kunjungan), diikuti Australia (173.241 kunjungan) dan Tiongkok (144.531 kunjungan).
Secara kumulatif, selama Januari – Juli 2025, kunjungan wisatawan mancanegara tumbuh +10,04% menjadi 8,53 juta kunjungan.
Angka tersebut jauh melebihi jumlah wisatawan nasional yang hanya mencatatkan pertumbuhan sebesar +1,79 persen menjadi 5,44 juta kunjungan.
“Kami optimistis tren ini akan terjaga hingga akhir tahun,” ujar Menteri Pariwisata (Menpar) Widiyanti Putri Wardhana saat menyampaikan Laporan Kinerja Bulanan bersama Wakil Menteri Pariwisata (Wamenpar) Ni Luh Puspa di Jakarta.
Kinerja positif juga ditunjukkan pariwisata dalam negeri dengan peningkatan pergerakan wisatawan nusantara.
Pada Juli 2025, tercatat total 100,2 juta perjalanan, menandai pertumbuhan sebesar +29,72% dibandingkan dengan periode Juli 2024.
Momentum ini sejalan dengan libur sekolah yang umumnya berlangsung hingga pertengahan Juli.
Pencapaian ini turut berkontribusi dalam pertumbuhan kinerja kumulatif Januari – Juli 2025 sebesar +19,25%.
Sementara itu, wisatawan nasional atau perjalanan Warga Negara Indonesia (WNI) ke luar negeri tercatat menurun -5,24% secara year-on-year, dari 918.050 perjalanan pada Juli 2024 menjadi 869.930 perjalanan pada Juli 2025.
Penurunan ini bertepatan dengan periode libur sekolah, sehingga mengindikasikan preferensi yang lebih kuat terhadap pariwisata dalam negeri.
Secara kumulatif Januari – Juli, selisih kunjungan wisatawan mancanegara terhadap wisatawan nasional juga bertambah, dari 2,41 juta pada tahun 2024 menjadi 3,09 juta pada tahun 2025.
Pencapaian ini menegaskan bahwa pariwisata Indonesia tidak hanya terus bertumbuh, tetapi turut berkontribusi menghasilkan net devisa positif bagi Indonesia.
Melalui program unggulan dan promosi strategis, Kemenpar terus mendorong pengembangan destinasi pariwisata Indonesia agar semakin diminati, baik oleh wisnus dan wisman.
“Saya tekankan bahwa tren positif ini adalah hasil berbagai upaya pembangunan, promosi dan kolaborasi strategis terus dirancang oleh pemerintah bersama pelaku pariwisata untuk meningkatkan daya tarik destinasi dan minat wisatawan untuk berkunjung, serta membangun ekosistem pariwisata yang inklusif dan berkelanjutan,” jelas Menpar.
Kendati pergerakan wisatawan meningkat, tingkat okupansi hotel di Indonesia mengalami penurunan pada Juli 2025, yaitu sebesar 3,57 poin persentase dibandingkan Juli 2024.
Secara kumulatif Januari – Juli 2025, juga terjadi penurunan sebesar 3,54 poin persentase dibandingkan periode yang sama tahun 2024.
Dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2024, jumlah kamar terisi pada 2025 terus meningkat, dengan kenaikan +13,18% pada Juli menjadi 7,56 juta kamar.
Secara kumulatif terdapat peningkatan +11,79% menjadi total 45,73 juta kamar.
Terdapat dua indikasi utama penyebab penurunan tingkat okupansi, pertama, sebagian wisatawan beralih ke akomodasi alternative, kedua, pertumbuhan jumlah kamar hotel yang lebih cepat dibandingkan peningkatan jumlah wisatawan, sehingga menimbulkan indikasi oversupply.
Jika dibandingkan secara bulanan, jumlah kamar yang terisi pada Juli 2025 juga meningkat, meskipun kunjungan wisman maupun wisnus lebih rendah dibandingkan Juni 2025, yang dapat dipengaruhi oleh penyelenggaraan event dan MICE di kota – kota besar.
“Aktivitas semacam ini, terutama yang menghadirkan keramaian di sekitar destinasi pariwisata berpotensi menjadi penggerak okupansi dan dapat menghidupkan industri perhotelan,” tutur Wamenpar Ni Luh Puspa.
Sebagai upaya mendorong iklim usaha yang sehat serta mewujudkan tata kelola destinasi pariwisata yang tertib, berdaya saing dan berkelanjutan, Kemenpar menerbitkan Surat Edaran SE/4/HK.01.03/MP/2025 tentang Imbauan Pendaftaran Perizinan Berusaha bagi Pelaku Usaha Penyediaan Akomodasi Pariwisata.
Kemenpar meminta kepada Gubernur/Bupati/Walikota segera menindaklanjuti Surat Edaran tersebut, dengan mendata usaha penyediaan akomodasi pariwisata jangka pendek, membina melalui sosialisasi, fasilitasi dan pendampingan pemenuhan perizinan berusaha kepada pelaku usaha penyediaan akomodasi pariwisata, serta mengawasi usaha penyediaan akomodasi pariwisata yang belum memiliki perizinan berusaha.
Pemerintah daerah juga diminta menerapkan sanksi administratif kepada pelaku usaha penyediaan akomodasi pariwisata sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan dan mengevaluasi penerapan Surat Edaran tersebut dan melaporkan kepada Menpar.
Sementara itu, Kemenpar mengimbau Ketua dan anggota Asosiasi Penyediaan Akomodasi Pariwisata untuk memiliki perizinan berusaha dan memenuhi kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan.
Selain itu, mereka diminta memenuhi standar usaha penyediaan akomodasi pariwisata untuk peningkatan kualitas layanan usaha pariwisata, paling lambat 31 Desember 2025.
Dalam laporan kinerja bulanan tersebut, Kementerian Pariwisata juga menyampaikan program – program yang dijalankan pada Agustus 2025.
Kemenpar konsisten menyelenggarakan Karisma Event Nusantara (KEN), yang merupakan event karya anak bangsa yang terbukti berdampak bagi masyarakat lokal.
Rangkaian 110 event daerah di 37 provinsi Indonesia untuk menggerakkan ekonomi daerah, sekaligus meningkatkan promosi destinasi dan kunjungan wisatawan.
Sampai dengan 1 September 2025, telah terlaksana 61 event di 31 provinsi.
Sebanyak 61 KEN ini pun menjadi penggerak ekonomi daerah, dengan 9,05 juta pengunjung dan transaksi ekonomi sebesar Rp691,30 miliar.
Selain itu, kegiatan KEN melibatkan 9.750 UMKM dan membuka lapangan kerja bagi lebih dari 83.000 tenaga kerja, serta lebih dari 77.000 pekerja seni.
Salah satunya, Festival Pacu Jalur 2025 yang mencatatkan lebih dari 1,65 juta wisatawan dan lebih dari 1.300 diantaranya adalah wisman.
Perputaran uang pada festival ini sebesar lebih dari Rp165 miliar, melibatkan hampir 2.500 UMKM, 1.120 pekerja seni, 37 komunitas/asosiasi, dan membuka lapangan kerja bagi sekitar 15.000 tenaga kerja.
“Dengan hasil yang nyata terasa oleh masyarakat, Kementerian Pariwisata akan kembali menghadirkan program Karisma Event Nusantara pada tahun 2026,” jelas Wamenpar.
Pada Agustus 2025, Kementerian Pariwisata juga meluncurkan Halo Wonderful, sebuah modernisasi platform layanan terpadu untuk permintaan informasi, pengaduan, aspirasi dan konsultasi dari masyarakat maupun stakeholder pariwisata, akademisi, industri, pemerintahan, komunitas, serta media.
Layanan ini hadir melalui berbagai saluran komunikasi, mulai dari whatsapp (0811 895 6767), call center (021 383 8000), email, aplikasi, media sosial, website, bahkan bisa datang langsung ke front desk di kantor Kementerian Pariwisata.
Semua layanan ini hadir agar masyarakat dapat menyampaikan saran dan keluhannya dengan mudah, transparan dan inklusif. Kemenpar akan dengan senang hati menerima laporan masyarakat.
Dalam mendorong pengembangan sektor pariwisata, Kemenpar tentu tidak bisa bekerja sendiri dan memperkuat kolaborasi dengan kementerian dan lembaga lain.
Sebagai wujud kolaborasi, Kemenpar menjalin kerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Badan Gizi Nasional (BGN), serta Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) melalui penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) pada 13 Agustus 2025 di Jakarta.
Pada penghujung Agustus, enam Kementerian meluncurkan Rasa Rempah Indonesia (S’RASA).
Program S’RASA bertujuan memperkenalkan keragaman kuliner dan budaya Indonesia ke mancanegara, dengan tahap awal memberdayakan lima restoran Indonesia di Amsterdam, London, New York, Tokyo, dan Sydney.
Program ini sekaligus mendorong promosi kuliner, peningkatan ekspor rempah dan perluasan produk UMKM Indonesia di luar negeri.
Seluruh capaian yang tercatat ini menjadi cerminan komitmen bersama dalam mendorong pertumbuhan sektor pariwisata sebagai penggerak ekonomi nasional.
Kempar menaruh harapan besar agar jumlah kunjungan wisatawan mancanegara terus meningkat dari waktu ke waktu, seiring dengan semakin kuatnya citra pariwisata Indonesia di mata dunia.
Begitu pula dengan geliat perjalanan wisatawan domestik, yang menjadi fondasi kokoh pemulihan dan pertumbuhan pariwisata di tanah air.
“Mari kita jaga dan rawat pariwisata Indonesia, karena pariwisata yang tumbuh adalah pariwisata yang dikelola bersama, dengan semangat gotong royong dan kepedulian,” ungkap Menpar Widiyanti. B