Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memperkuat penyeberangan Merak – Bakauheni demi menjaga kelancaran arus kendaraan, mengurai kemacetan dan memastikan keamanan perjalanan libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru 2025/2026).
“Ditjen (Direktorat Jenderal) Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan memastikan kesiapan pengelolaan arus penyeberangan Merak – Bakauheni pada periode Natal dan Tahun Baru 2025/2026,” kata Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Aan Suhanan dalam keterangan di Jakarta.
Dia menyatakan, berdasarkan hasil survei pergerakan masyarakat, Pelabuhan Merak dan Bakauheni menjadi rute penyeberangan paling diminati sehingga dibutuhkan pengelolaan yang terstruktur dan kolaboratif.
“Pelabuhan Merak jadi salah satu titik krusial dalam pengelolaan angkutan Natal dan Tahun Baru, dan menjadi pantauan masyarakat. Artinya, perlu pengelolaan yang baik dan penuh sinergi di antara stakeholder, sehingga pelayanan yang kita berikan sesuai harapan masyarakat,” jelasnya.
Aan menuturkan, dua strategi utama untuk menjaga kelancaran dan keselamatan arus penyeberangan, yaitu pembagian pelabuhan di sisi Jawa dan Sumatra berdasarkan golongan kendaraan yang akan menyeberang, serta penerapan delaying system.
Menurutnya, untuk mengurangi potensi terjadinya bottleneck, telah disiapkan empat pelabuhan di sisi Jawa (Merak, Ciwandan, BBJ Bojonegara, Krakatau Bandar Samudera) dan di sisi Sumatra (Bakauheni, Panjang, Wika Beton, BBJ Muara Pilu).
“Pembagian pelabuhan di sisi Jawa dan sisi Sumatera sudah kita tetapkan melalui SKB (Surat Keputusan Bersama) yang harus dipatuhi oleh petugas dan operator saat operasi Natal dan Tahun Baru,” ungkapnya.
Dia berharap, dengan pembagian dermaga tersebut bisa mengurai arus lalu lintas yang ada di darat.
Selain pembagian dermaga penyeberangan, lanjut Aan, pemerintah juga telah menyiapkan delaying system sebagai strategi mengatur ritme kendaraan menuju pelabuhan.
Dia menilai, strategi itu dapat diterapkan terutama saat terjadi cuaca buruk, seperti gelombang tinggi atau angin kencang yang menyebabkan penundaan kapal untuk berlayar.
Delaying system, Aan menambahkan, sangat mungkin diterapkan apalagi prediksi BMKG Desember 2025 hingga Januari 2026 puncak musim hujan dan ada bibit siklon yang mengakibatkan curah hujan dan gelombang tinggi, serta angin kencang yang mempengaruhi penyeberangan.
“Safety atau keselamatan adalah yang utama karena itu kami menyiapkan strategi delay system dengan penerapan buffer zone,” jelas Aan. B




