Kemenhub Lakukan Test Bed E-Pilotage pada Alur Pelabuhan Tanjung Priok

Saat pemeriksaan kondisi kendaraan menjelang angkutan Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 (Nataru 2023/2024). (dok. kemenhub)

Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan melakukan uji coba atau Test Bed E-Pilotage pada Alur Pelabuhan Tanjung Priok Tahun 2023 di Kantor Distrik Navigasi Tipe B Tanjung Priok, Jakarta pada Kamis (14/12/2023).

Tujuan uji coba ini adalah untuk mendapatkan input serta evaluasi dalam rangka penyusunan regulasi, kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) dan kesiapan sarana dan prasarana dalam pelaksanaan pemanduan secara elektronik (E-Pilotage).

Selain itu, Test Bed E-Pilotage ini dimaksudkan untuk mengoptimalkan peran dari VTS melalui harmonisasi dan sinergitas antar petugas di lapangan dan pihak terkait yang terlibat langsung dalam Test Bed E-Pilotage pada alur Pelabuhan Tanjung Priok.

Direktur Jenderal Perhubungan Laut Capt. Antoni Arif Priadi mengatakan, adanya Revolusi Industri 4.0 sangat berdampak pada perkembangan teknologi informasi, termasuk pada teknologi pelayaran.

“Hal tersebut memungkinkan peluang untuk melakukan pemanduan secara elektronik (E-Pilotage) sebagai salah satu upaya peningkatan pelayanan kenavigasian kepada perusahaan pelayaran dan pengguna jasa untuk efisiensi dan peningkatan performa,” ujarnya saat memberikan sambutan pada acara Test Bed E-Pilotage secara daring.

Kegiatan Test Bed E-Pilotage ini termasuk dalam program Quick Wins Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (Ditjen Hubla) yang dilakukan guna mendukung keselamatan dan keamanan pelayaran dengan memberikan layanan pemanduan secara elektronik melalui stasiun – stasiun VTS pada 25 Distrik Navigasi di seluruh Indonesia.

“Oleh karenanya, aspek keselamatan pelayaran menjadi sangat penting ketika menggunakan pandu baik secara fisik ataupun secara elektronik, termasuk ketersediaan dan kesiapan sarana dan prasarana kenavigasian,” jelasnya.

Baca juga :   Digitalisasi Layanan Bidang Kenavigasian Ditjen Hubla Kuatkan Fungsi Pengawasan Sektor Maritim

Menurut Capt. Antoni, beberapa hal yang perlu menjadi perhatian dalam pelaksanaan E-Pilotage di antaranya terkait perumusan kebijakan, kesiapan sarana dan prasarana, peningkatan kompetensi SDM, dan legalitas asuransi yang menjadi tantangan bersama.

“Untuk itu kita harus bersinergi dengan seluruh instansi dan stakeholders dalam pelaksanaan E-Pilotage guna meningkatkan keselamatan pelayaran dan perlindungan lingkungan maritim di perairan Indonesia,” ungkapnya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Kenavigasian Capt. Budi Mantoro mengungkapkan, Test Bed E-Pilotage yang dilaksanakan di beberapa Stasiun VTS Distrik Navigasi Direktorat Jenderal Perhubungan Laut mengacu pada ketentuan PM 4 tahun 2023, dengan terdapat tiga jenis metode dalam melaksanakan kegiatan E-Pilotage.

Distrik Navigasi Tipe B Tanjung Priok menggunakan metode pertama, yaitu terdapat pandu di atas kapal (Pilot on Board) dan pandu di VTS (Pilot on VTS)

“Pelaksanaan Test Bed E-Pilotage pada VTS Distrik Navigasi Tipe B Tanjung Priok yang dilaksanakan kali ini merupakan Test Bed E-Pilotage yang kedua kali, dengan pergerakan kapal mulai dari Ship Reporting Line hingga sandar di Dermaga,” katanya.

Berbeda dengan pelaksanaan Test Bed sebelumnya pada tahun 2020, yakni pergerakan kapal dari Ship Reporting Line hingga area labuh jangkar, sehingga pelaksanaan Test Bed kali ini memerlukan persiapan yang lebih matang.

Baca juga :   Pemerintah Dorong Percepatan Penyelesaian Negosiasi Kontrak Dan Komitmen Pendanaan Proyek Indonesia-Jepang

Sementara itu, Kepala Distrik Navigasi Tipe B Tanjung Priok Muhammad Anto Julianto menambahkan, sesuai amanah Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 4 Tahun 2023 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi Pelayaran dan Tata Kelola Lalu Lintas Kapal di Perairan Indonesia, dalam meningkatkan pelayanan di bidang pelayaran khususnya pemanduan, dibutuhkan adanya pemanfaatan ketersediaan data elektronik yang ada di VTS.

“Hal tersebut dapat digunakan sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan petugas pandu dalam memandu kapal, sehingga kegiatan olah gerak kapal dapat berjalan secara lebih efektif dan efisien,” ujar Anto.

Adapun kegiatan Test Bed E-Pilotage ini dilaksanakan oleh Tim Pelaksana Kegiatan Test Bed E-Pilotage Disnav Tipe B Tanjung Priok dengan dukungan dari berbagai pihak, yaitu petugas pandu dari PT SPJM (Subholding PT Pelindo Jasa Maritim) dan kapal KMP Sakura Express dari PT BMNL (Bukit Merapin Nusantara Line).

Pelaksanaan Test Bed E-Pilotage tersebut berjalan lancar, dengan Kapal KMP Sakura Express berhasil sandar dengan selamat di Pelabuhan Tanjung Priok melalui pemanduan secara elektronik dari VTS Tanjung Priok.

Selanjutnya, hasil uji coba hari ini akan menjadi evaluasi dan acuan untuk meningkatkan pelayanan terkait keselamatan pelayaran, khususnya di wilayah perairan Tanjung Priok.

Turut hadir pada kegiatan tersebut, perwakilan UPT di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Kementerian/Lembaga terkait dan mitra kerja dan stakeholder terkait. B

Komentar