
PT Dirgantara Indonesia (PTDI) melakukan seremonial serah terima satu unit pesawat CN235-220Maritime Patrol Aircraft(MPA)Full Missiondan dua unit Helikopter AS565 MBe Panther Anti Kapal Selam (AKS)Full Missionkepada Kementerian Pertahanan (Kemenhan) untuk TNI Angkatan Laut.
Serah terima itu disaksikan langsung oleh Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto, Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Yudo Margono, dan Dewan Komisaris, serta Direksi PTDI di Hanggar Aircraft Services PTDI, Bandung.
Menhan Prabowo menyampaikan ucapan terima kasih kepada Direktur Utama PTDI atas suasana baru PTDI yang lebih mencerminkan industri teknologi tingi dan menyampaikan tekad untuk terus bekerja keras memperkuat industri pertahanan, karena industri pertahanan sesuatu yang vital bagi keselamatan dan kelangsungan hidup bangsa.
“Kita mengatakan kita tidak punya niat bermusuhan dengan bangsa manapun tapi niat bangsa lain belum tentu menghormati kita, pelajaran sejarah manusia ribuan tahun mengatakan yang kuat akan berbuat seenaknya, the strong will do what they can, yang lemah akan menderita, the weak suffer what they must, ini sejarah 2500 tahun,” ujarnya.
Oleh karena itu, Menhan Prabowo memohon agar semua sebagai anak bangsa Indonesia, marilah paham dan mengerti dan mari sama-sama menjaga aset-aset bangsa, menjaga investasi rakyat, serta marilah meraih teknologi.
Serah terima satu unit pesawat CN235-220 Maritime Patrol Aircraft (MPA) Full Mission dan dua unit Helikopter AS565 MBe Panther Anti Kapal Selam (AKS) Full Mission kepada Kemenhan untuk TNI Angkatan Laut yang kemudian akan dioperasikan oleh Skadron 800 Puspenerbal untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok dan menunjang kebutuhan operasi Puspenerbal.
“Hari ini kita menyaksikan suatu penyerahan, hasil kerja PTDI untuk memperkuat TNI. Kalau kita mau selamat, TNI harus kuat, bangsa ini harus kuat, kekayaan kita luar biasa, negara kita populasi negara ke empat terbesar,” ungkapnya.
Selain itu, Menhan Prabowo menambahkan, dari wilayah teritorial juga salah satu terbesar, wilayah kita sama dengan seluruh Eropa, Eropa 27 negara, Indonesia satu negara, mereka punya 27 Angkatan Udara untuk melindungi mereka, mereka punya 20-an Angkatan Laut untuk melindungi mereka, sedangkan Indonesia hanya punya TNI, untuk itulah TNI harus kuat.
Pesawat CN235-220 MPA dengantail numberAX-2349 ini merupakan pesawat ke-6 yang dikirimkan PTDI untuk TNI Angkatan Laut sejak tahun 2013 yang secara khusus difungsikan sebagai pesawat patrol maritime.
Pesawat ini dibekali denganMission Systemyang terintegrasi ke dalamMission Management System(MMS) dari Nexeya dan beberapa perangkat pendukung misi, sepertiHigh Performance Search Radardengan kemampuan deteksi sejauh 200Nautical Mile(NM) yang dapat melakukansurveillanceatas wilayah permukaan laut secaracontinue360oke segala arah.
Dengan tambahan kemampuanSynthetic Aperture Radar(SAR) danInverse Synthetic Aperture Radar(ISAR), makaSearch Radaryang terpasang dapat memberikan kemampuan tidak hanya mendeteksi keberadaan target, tetapi juga dapat memberikan tampilan citra dari target sejauh 60 NM, jauh sebelum adanyavisual contact.
Pesawat yang ditenagai oleh mesin General Electric CT7-9C ini juga dilengkapi denganAutomatic Identification System(AIS) sebagai sistem pelacakan otomatis untuk mengidentifikasi kapal danForward Looking Infra-Red(FLIR) untuk mendeteksi/mengklasifikasikan target, serta mampu merekam situasi di sekitar wilayah terbang untuk evaluasi misi, baik dalam kondisi siang maupun malam hari.
Sementara itu, Direktur Utama PTDI Gita Amperiawan menuturkan, di samping kemampuan untuk misi operasi patrol maritim, pesawat yang diserahkan ini juga merupakan pesawat PTDI pertama yang telah dimodifikasi dan di-upgradepada seluruhavionic system-nya dengan menggunakan teknologi terbarufull glass cockpitdandisplay digitalyang terintegrasi, dan untuk komposisi TKDN-nya sendiri sudah mencapai 42,56%.
“Dengan seluruh modifikasi dan pengembanganmission systemtersebut, lanjutnya, telah terserap 122.000man hourPTDI di areaEngineering,sekitar 30,1% di antaranya merupakanengineermilenial kebanggaan PTDI. Jumlahman houryang terserap di area produksi adalah 393.000man hour,dengan kontribusi tenaga milenial yang sudah mencapai 40%,” jelasnya.
Adapun Helikopter AS565 MBe Panther merupakanHelicopter Naval Versionhasil produk kerja sama industri antara PTDI dengan Airbus Helicopters, yang kemudian dilanjutkan pengembangan dan integrasi AKS-nya oleh PTDI.
BUMN ini melakukan pemasangan torpedo dan sonar varian terbaru yang disesuaikan dengan kebutuhan TNI Angkatan Laut.
Helikopter AS565 MBe PantherFull MissionAKS mampu mendeteksi keberadaan kapal selam yang dilengkapi denganDipping Sonar L3 Ocean System DS-100 Helicopter Long-Range Active Sonar(HELRAS), yang dapat beroperasi optimal di area laut dangkal, maupun laut dalam. Helikopter AKS ini dirancang ideal untuk melakukanredetection,melokalisir sasaran dan melancarkan serangan torpedo di perairan.
“Heli AKS ini sudah menjalani serangkaian kegiatan uji, meliputiFlight Performance Test, Flying Qualities, Affected System Test, Torpedo Initial TestdanSonar Initial Testguna memastikan seluruh sistem yang terpasang tidak mengubah karakteristik terbang helikopter secara signifikan dan memastikan seluruh operasi dapat dilakukan dengan aman. Jumlah terbang yang telah digunakan dalam serangkaian uji tersebut adalah 110Flight Hour,” ungkap Gita.
Helikopter AS565 MBe Panther ini disiapkan untuk melengkapi Alutsista Puspenerbal sebagai Helikopter AKS di bawah komando Skuadron 400 Wing Udara 1.
Dilengkapi dengan mesin ganda Turbomeca Arriel 2C Turboshaft, Helikopter AKS ini mampu terbang dengan kecepatan maksimum 306 km/jam atau 165 Knot, dengan capaian ketinggian maksimum hingga 5.865 meter atau 19.242 kaki. B