Kapasitas Pelabuhan Ciwandan dan Patimban dinilai cukup sebagai alternatif mengatasi kongesti logistik di Pelabuhan Tanjung Priok akibat kelebihan beban aktivitas bongkar muat logistik.
Menurut Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi, alternatif tersebut disediakan, dengan kapasitas di Banten untuk bongkar muat logistik memungkinkan atau tidak.
“Pelabuhan Patimban nanti, mungkin, tapi kita lihat dulu lokasi para pelaku usaha yang akan menggunakan fasilitas pelabuhan itu ada di mana,” ujarnya di Jakarta, baru – baru ini.
Menhub menjelaskan hal tersebut, menyusul adanya asosiasi logistik yang mengusulkan pemanfaatan pelabuhan alternatif di luar kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara guna mengurangi kongesti dan meningkatkan efisiensi, serta kepastian layanan ekspor dan impor logistik.
Menhub mengakui adanya wacana pengalihan sebagian aktivitas bongkar muat dari Pelabuhan Tanjung Priok ke Pelabuhan Ciwandan di Banten dan Patimban di Subang demi mengatasi kemacetan parah yang pernah terjadi.
Dia mengungkapkan, kemacetan lalu lintas logistik di sekitar Pelabuhan Tanjung Priok terjadi akibat salah satu terminal melebihi kapasitas tampung yang seharusnya dibatasi maksimal 65% dari total kapasitas.
Dia menambahkan, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah menyampaikan kepada PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) sebagai pemegang konsesi agar tidak ada lagi terminal yang melebihi kapasitas.
“Oleh karena itu, kita sudah melihat dampaknya bahwa apabila terminal menampung lebih dari kapasitas maka kapasitas jalan tidak akan bisa mendukung,” jelasnya.
Atas kejadian itu, Kemenhub mempertimbangkan pemanfaatan pelabuhan lain, seperti Ciwandan dan Patimban untuk mendukung kelancaran logistik nasional hingga ekspor impor.
Namun, Menhub menekankan bahwa relokasi aktivitas bongkar muat dari Pelabuhan Tanjung Priok ke pelabuhan lain tidak bisa dipaksakan, karena tetap bergantung pada keputusan dan pertimbangan bisnis pelaku usaha.
Faktor utama yang menentukan relokasi adalah efisiensi distribusi barang, lokasi Gudang dan jarak pelabuhan dengan pabrik atau pengguna akhir barang logistik tersebut.
“Yang paling penting buat kami adalah mengatur agar kapasitas di Priok tidak over, sehingga akan berdampak kepada jalan. Bahwa dipikirkan ke pelabuhan lain, iya, tapi kita harus menyerahkan kepada para pelaku usaha,” ungkapnya.
Saat ini, car terminal dan container terminal Pelabuhan Patimban masih dalam tahap pembangunan untuk mendukung bongkar muat logistik.
Kemenhub berharap jika pelabuhan dan akses di Pelabuhan Patimban selesai, pelaku usaha di sekitar Subang dapat memanfaatkannya sebagai pelabuhan utama mereka.
“Yang pasti buat kami bahwa kejadian kemarin, kemacetan parah di Tanjung Priok sudah diindikasikan bahwa kapasitas itu tidak boleh over. Kalau over akan berdampak kepada pengguna jalan,” kata Menhub. B